Uniknya Maulid Nabi Keliling di ‘Kampung Begal’ Cilamaya

Uniknya Maulid Nabi Keliling di ‘Kampung Begal’ Cilamaya
MAULID NABI : Para tokoh keagamaan di Desa Pasirjaya, Cilamaya Kulon, berkumpul merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Ceah. (WAHYUDI/KARAWANG BEKASI EKSPRES)
0 Komentar

Perjuangan Santri Ceah Melawan Stigma Negatif

Kumandang adzan isya baru selesai setengah jam yang lalu. Usai salat berjamaah di masjid dan musala. Puluhan bapak-bapak, dengan sarung dan peci. Berjalan di antara kegelapan, menuju rumah warga yang menggelar Maulid Nabi keliling.

WAHYUDI, Karawang

Memasuki
bulan Maulid 1441 Hijriyah. Masyarakat di Dusun Ceah, Desa Pasirjaya, Kecamatan
Cilamaya Kulon, menggelar tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari
pintu ke pintu. Atau yang mereka sebut Maulidan Keliling.

Gagasan
yang didorong ulama setempat, Kyai Haji Ismail itu. Merupakan wujud nyata
perjuangan ulama, untuk mengangkat kembali marwah Desa Pasirjaya, yang sudah
lama di cap sebagai Kampung Begal di Cilamaya.

Baca Juga:Listrik Jebol, SMPN 1 Lemahabang Batal Simulasi UNBKKarnaval Karawang Night Sediakan Banyak Permainan Seru

“Ditengah
beban berat ini, dihadapan rintangan dan tantangan besar. Berkumpulnya para
bapak dan ulama disini, membawa misi untuk mengambalikan marwah Desa
Pasirjaya,” ujar Kyai Haji Ismail, Senin, (18/11).

Ismail
menerangkan, akibat ulah segelintir orang yang notabene bukan warga Desa
Pasirjaya. Membuat desa yang banyak pondok pesnatren, majelis tak’lim dan
santri itu, di cap dengan stigma negatif.

Bukan
tanpa sebab, di Desa Pasirjaya ada yang namanya Kampung Cilempung. Dimana dalam
sejarah, kasus pembegalan yang terungkap. Paling banyak terbongkar ada di
kampung itu pelaku dan penampung motor bodongnya.

“Selain
silaturahmi, Maulidan door to door ini mengajak bapak-bapak disini, sebagai
penyambung lidah ke luar. Bahwa Desa Pasirjaya, iti desa santri, bukan kampung
begal,” tegasnya.

Tokoh
masyarakat Dusun Ceah, Desa Pasirjaya, Idris mengungkapkan, mengembalikan nama
baik Desa Pasirjaya tak semudah mengembalikan telapak tangan.

Dengan
memperbanyak kegiatan keagamaan, kata Idris, diharapkan mampu mencetak generasi
penerus yang memiliki akhlakul karimah.

“Banyak
santri kita yang mondok di luar sana. Mereka jadi pemberita warga di luar. Ini
loh, di Desa Pasirjaya, ada kita warga Dusun Ceah yang religius,” katanya.

Baca Juga:Ratusan Pemanah Cilik Tumplek di Cilamaya, Ada Apa?Pede Berpasangan dengan Gina, Jimmy: Asal Ibu Cellica Kalah

Sementara,
Tokoh Agama setempat, ustad Mahmuri menceritakan, Desa Pasirjaya punya 1001
santri. Dimana dari awal pekan hingga akhir pekan, hari-harinya tak lepas dari
pengajian dan jamiyahan.

Kata
Mahmuri, tak ada masjid atau majlis tak’lim di Desa Pasirjaya yang sepi

0 Komentar