Hidup dari Belas Kasihan Warga

Hidup dari Belas Kasihan Warga
BANTUAN: Muspika Cilamaya Wetan saat memberikan bantuan kepada Kek Kartam.
0 Komentar

Sepasang Jompo Cilamaya Kelaparan di Tengah Pandemi

Nasib naas dialami sepasang jompo asal Desa Rawagempol Kulon, Kecamatan Cilamaya Wetan. Ditengah Pandemi Virus Korona (Covid-19). Pasangan lansia Kartam (80) dan Sarwi (72), viral di media sosial. Karena potret kehidupan nelangsanya mendapat sorotan warganet Karawang.

WAHYUDIKarawang

Selama Pandemi, Kek Kartam dan Nek Sarwi hidup dari belas kasihan warga. Jika tak ada yang memberi mereka makan. Pasangan jompo yang memiliki lima orang anak itu, harus menahan lapar di dalam gubuk tuanya yang sudah reot.
Sebelum Pandemi terjadi. Nek Sarwi sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan. Ia seorang diri membiayai kebutuhan hidup keluarga. Karena suaminya Kek Ratam sudah tak bisa bekerja, lantaran kakinya lumpuh.
Narpa, Ketua RW setempat, menuturkan, Kek Ratam dan Nek Sarwi sebenarnya punya lima orang anak. Namun, ke lima anaknya dianggap tak peduli pada kehidupan orang tuanya yang sudah lanjut usia. Bahkan, mereka terkesan menelantarkan orang tuanya di gubuk tua reot yang ada di ujung desa.
“Selama ini mereka hanya hidup dari belas kasihan tetangga saja. Anaknya ada, tapi jauh. Mereka disini tinggal berdua saja,” ungkap Narpa, Selasa, (21/4) kemarin.
Melihat warganya tengah kesusahan. Muspika Cilamaya Wetan, yang dikomandoi Camat Basuki, langsung bergerak cepat. Mereka mengirimkan paket sembako untuk meringankan beban Nek Sarwi, yang harus jadi tulang punggung di usia senja.
Camat Cilamaya Wetan, Basuki Rachmat, melalui Sekretarisnya, Rosid mengatakan, paket bantuan sembako berupa dua karung beras, mie instan, dan air mineral, mereka salurkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari pasangan jompo itu.
Rosid mengatakan, selain telah mendapat bantuan sembako. Keluarga Kek Ratam sudah terdaftar dalam keluarga penerima manfaat program BPNT dari pemerintah pusat.
“Mudah-mudahan bantuan sembako ini bisa bermanfaat untuk mencukupi kehidupan sehari-hari Kek Ratam dan Nek Sarwi,” harapnya.
Sementara, Nek Sarwi mengatakan, sudah tiga tahun ia bersama suami tinggal di gubuk tua yang reot dan bocor saat hujan turun. Gubuk itu dibangun di atas tanah dermawan, yang mempersilahkan Kek Ratam dan Nek Sarwi membangun gubuk di atasnya.

0 Komentar