Insiden ini sangat mempengaruhi dinamika politik di wilayah tersebut, Joe Biden menggambarkannya sebagai serangan langsung pertama dari wilayah Iran. Selain meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, hal ini dapat menyebabkan reaksi diplomatik dan keamanan yang lebih luas dari para pemain penting di wilayah tersebut.
Perkembangan ini dapat menjadi katalisator bagi pergeseran dinamika keamanan di Timur Tengah secara keseluruhan, menempatkan Iran pada risiko yang lebih besar dari hambatan perdagangan dan diplomatik, dan mungkin mendorong negara-negara lain dan para pemain internasional untuk turun tangan.
Sanksi AS yang diberlakukan selama masa kepresidenan Donald Trump telah mengakibatkan inflasi yang sangat tinggi, yang telah memberikan tekanan pada mata uang Rial Iran. Pembatasan-pembatasan ini juga telah menurunkan penjualan beberapa ekspor utama Teheran, seperti minyak mentah dan produk minyak.
Baca Juga:Aston Villa Pecundangi Arsenal: Kejutan di Premier League yang Mengguncang Peringkat Klasemen!Pembukaan Kembali Ruang Udara Israel: Tindak Balas atas Serangan dari Iran Mengundang Polemik!
Permintaan Israel untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB menunjukkan keprihatinan mengenai serangan ini dan upaya mereka untuk mendapatkan bantuan internasional dalam menangani krisis ini. Pertemuan Dewan Keamanan PBB seperti itu mungkin merupakan platform penting bagi Israel untuk menekankan dampak serangan terhadap keamanan regional sekaligus memberikan klarifikasi tentang fakta dan waktu serangan.
Sementara itu, upaya untuk memobilisasi sekutu-sekutu utama dalam menanggapi gejolak yang semakin meningkat di Timur Tengah ditunjukkan oleh keinginan Joe Biden untuk mengadakan KTT G7.
KTT G7 akan memberikan kesempatan bagi para pemimpin negara maju untuk bekerja sama dalam merumuskan respons terkoordinasi terhadap krisis. Hal ini juga dapat membuka pintu untuk langkah-langkah diplomatik dan keamanan yang lebih besar untuk mengatasi krisis yang berkembang.
Karena para investor menunggu reaksi Iran, nilai shekel Israel meningkat. Setelah aksi jual, para investor meningkatkan taruhan mereka bahwa situasi antara Iran dan Israel tidak akan memburuk, yang membantu mata uang Israel. Menurut laporan dari Google Finance, Shekel Israel diperdagangkan pada 17,25 pada hari Senin, (15/04), dengan posisi ILS 3,70 / US$1, yang berarti telah meningkat 2,91% sepanjang tahun ini.
Setelah serangan bersejarah Iran ke Israel pada akhir pekan, pelaku pasar berasumsi bahwa upaya diplomatik akan membantu mencegah konflik menjadi lebih buruk. Hasilnya, pasar global menjadi tenang. Iran menyatakan bahwa “Masalah ini dapat dianggap selesai,” dan Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dilaporkan diberitahu oleh Presiden Joe Biden bahwa Amerika Serikat tidak akan mendukung respon Israel.