KBEonline.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat menyiapkan tas siaga untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang tidak dapat diprediksi. Tas berisi seluruh perlengkapan yang dibutuhkan selama mengungsi, minimal tiga hari.
Antisipasi perlu dilakukan mengingat bencana yang dapat datang kapan saja, termasuk potensi gempa megathrust yang mengancam seluruh wilayah di Indonesia.
“Tas siaga ini yang harus disiapkan sejak dini di setiap keluarga. Bila terjadi hal yang tidak diinginkan dan memaksa untuk mengungsi, persiapan telah dilakukan,” kata Analis Kelembagaan Masyarakat BNPB, Jessica saat menghadiri pembentukan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) di Kantor Camat Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (18/09/2024).
Baca Juga:Memiliki SHM, Rencana Pembongkaran Puluhan Bangunan di Bantaran Kali Tertunda Swiss-Belhotel International Indonesia Jalin Kemitraan dengan ECPAT Indonesia untuk Anak Bangsa
Beberapa perbekalan yang harus berada di dalam tas itu di antaranya, pakaian, obat-obatan, makanan hingga uang tunai. Bekal harus mencukupi kebutuhan satu keluarga. “Dan uangnya dianjurkan yang kertas, karena kan memang saat terjadi bencana biasanya listrik mati dan transaksi elektronik jelas tidak bisa digunakan,” ucap Jessica.
Imbauan ini, lanjut dia, sebenarnya kala sejak beberapa waktu lalu disampaikan. Pasalnya, antisipasi sejak di tingkatan keluarga sangat signifikan dalam meminimalisir dampak dari terjadi bencana.
“Imbauan ini gencar kami sampaikan dalam setiap kesempatan. Saya sendiri di keluarga telah menyiapkan tas siaga ini, apalagi tempat tinggal saya yang relatif dekat dengan perairan di Jakarta,” ucap dia.
Beberapa potensi bencana tengah menjadi perhatian, di antaranya mengthurst dan pergeseran lempengan bumi, di antaranya sesar baribis di wilayah Jabodetabek hingga sesar Lembang di Bandung Raya. Persiapan tas siaga menjadi penting untuk memitigasi dampak bencana, terlebih yang tidak dapat diprediksi.
“Seperti megathurst yang menjadi perhatian kita semua, serta kemungkinan gempa bumi lain seperti yang terjadi Kabupaten Bandung. Itu tidak bisa diprediksi, sehingga segala persiapan perlu dilakukan,” ucap dia.
Tidak hanya itu, persiapan pun perlu dilakukan pada bencana lainnya yang mampu diprediksi seperti kekeringan hingga banjir. “Seperti saat ini sudah memasuki fase peralihan dari kemarau ke hujan yang tentu fokusnya berbeda. Namun persiapan tetap penting,” ucap dia.