Tragedi 3 mahasiswa Unsika yang tewas diterjang banjir bandang saat melakukan susur gua di Kampung Tanah Beurem, Desa Taman Sari, Pangkalan selain sangat mengagetkan, juga menimbulkan pertanyaan besar. Apakah ada peta goa wilayah Karawang Selatan dengan berbagai resiko alamnya?
TIM REDAKSI- Karawang
Menurut data Indonesia Speleological Society, Kabupaten Karawang saat ini memiliki 41 goa. Semuanya berada di wilayah Karawang Selatan yang memang daerah pegunungan.
“Kabupaten Karawang saat ini memiliki 41 goa yang sudah terdata dan tercatat koordinatnya, namun hanya sedikit yang sudah terpetakan lorongnya,” terang Aidah, dari Indonesia Speleological Society.
Menurutnya, peta goa penting untuk memahami karakter sebuah goa dan jika ada kejadian darurat akan sangat membantu.
Aidah yang merupakan anggota Indonesia Speleological Society dan sudah beberapa kali mempetakan lorong-lorong goa di Karawang. Beberapa goa di Karawang merupakan goa yang diperuntukkan bagi wisata religi atau tempat ziarah, terutama goa di Kecamatan Ciampel – Karawang.
“Bagi para penelusur goa (caver), mungkin sudah paham larangan masuk goa di musim penghujan namun bagi masyarakat awam jarang yang paham,” jelasnya.
Ia mengaku sudah melakukan pemetaan di 8 goa dan melakukan penelusuran di 12 goa yang ada di Karawang. “Karakter goa yang ada di Kecamatan Pangkalan dan Ciampel itu bertolak belakang, lebih berbahaya goa yang tersebar di Ciampel,” tegasnya.
Pada tahun 2012 silam, pernah terjadi korban tenggelam serta terseret arus di Goa Masigit yang ada di Kecamatan Ciampel.
Ia ceritakan bahwa dari 11 orang yang sedang melakukan ziarah ke Goa Masigit, 4 diantaranya meninggal dunia tidak sempat diselamatkan. “Kejadian itu karena lorong goa banjir, penyebabnya hujan deras,” terangnya.
Goa Masigit merupakan satu dari beberapa goa yang difungsikan sebagai tempat wisata religi atau ziarah. “Saat melakukan evakuasi korban terakhir, saya dibantu oleh warga sekitar dan korban ditemukan terselip di celah goa,” jelasnya.
Sementara anggota Pemdam Kebakaran (Damkar) Karawang Bucek menyatakan, peristiwa itu karena air datang tiba-tiba dan menyeret para peziarah.
“Saat itu saya ikut evakuasi korban. Air masih bertahan