KARAWANG- Selain di sektor tim bagian hukum Setda Pemkab Karawang yang belakangan banyak disorot lantaran kinerjanya yang jeblok, isu lingkungan menjadi rapor merah tersendiri bagi Pemkab Karawang. Tak sedikit pegiat lingkungan yang merasa kecewa pada Cellica-Jimmy.
Sederet kasus dugaan pelanggaran lingkungan yang sudah menahun, dan terjadi berulang kali masih belum diberikan sanksi tergas oleh Pemkab Karawang.
Salah satu pegiat lingkungan, Yudi Wibiksana sampai tak tahu apa yang harus ditagih kepada Cellica-Jimmy, lantaran memang, kata dia, tak ada satu pun janji politik pasangan Cellica-Jimmy soal konservasi lingkungan.
“Saya bingung mau menagih apa, jangankan mau nagih, menjanjikan juga tidak. Kan memang tidak masuk janji politik Cellica-Jimmy,” kata dia.
“Ada juga kita menyodorkan komitmen penuntasan masalah lingkungan, seperti yang Atlasindo, tapi tetap juga tidak selasai,” kata dia.
Yudi menuturkan, kini sulit mempercayai Cellica-Jimmy soal komitmen keduanya soal menjaga dan merawat lingkungan, sebagaimana diketahui, pencemaran sungai Barugbug, dugaan pencemaran Kali Cikereteg (Sungai Cibeet) yang dilakukan oleh korporasi besar PT Pindo Delli III, sampai komitmen menjaga kawasan batu kapur di Karawang Selatan juga tidak pernah beres.
“Pada era Pak Ade Swara, terus pas Cellica semasa jadi Plt bupati, masih mending. Kabid di DLHK transparan kepada publik menunjukan perusahaan mana yang kena sanksi, kita jadi tahu. Sekarang tidak jelas mana saja perusahaan yang melanggar yang dikenai sanksi,” kata dia.
Komersialisasi Sampah
Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang beberapa kali diwawancara oleh KBE, justru membanggakan naiknya retribusi sampah, di saat yang sama mengakui kewalahan –jika tak ingin disebut angkat tangan—dengan persoalan banyaknya sampah yang berserakan, baik itudi pinggir ruas jalan perkotaan, sampai ruang kosong di pesisir.
Persoalan sampah menjadi pekerjaan serius yang dihadapi Pemkab Karawang. Tak kurang dari 900 ton sampah sampah diproduksi per hari. Namun hanya sekitar 400 ton sampah yang bisa terangkut ke TPAS Jalupang oleh 63 armada pengangkut sampah yang dimiliki DLHK Karawang. 500 ton sampah menjadi momok yang terus menumpuk di TPAS liar per