Waduh, Stunting Hantui Balita di 54 Desa se-Karawang

Waduh, Stunting Hantui Balita di 54 Desa se-Karawang
Ilustrasi
0 Komentar

KARAWANG – Kabupaten Karawang menempati urutan ke 13 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, sebagai wilayah yang masuk dalam Program Proyek Nasional (ProPN) penanganan stunting.

Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013. Sebanyak 10 desa di 7 kecamatan di kota pangkal perjuangan, terpapar stunting. Beberapa di antaranya, bahkan ditetapkan sebagai wilayah terpapar stunting terparah di Jawa Barat.

Berdasarkan data yang KBE peroleh
dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang. Ke 10
desa terdampak stunting tersebut diantaranya, Desa Kamurang di Kecamatan
Tirtamulya, Desa Ciptamarga di Kecamatan Jayakerta, Desa Srikamulyan di
Kecamatan Tirtajaya, Desa Baturaden di Kecamatan Batujaya, Desa Sukakerta di
Kecamatan Cilamaya Wetan, Desa Pemekaran dan Gembongan di Kecamatan Banyusari,
serta tiga desa di Kecamatan Kutawaluya. Diantaranya, Desa Kutagondok,
Sindangkarya, dan Mulyajaya.

Baca Juga:Pemkab Karawang Ambil Alih Lagi Pasar Cikampek IWaduh, Banyak Petani Dipanggil Kejaksaan Gara-gara Proyek Pertanian

Menariknya, ditengah gencarnya
OPD Karawang menggalakan ProPN. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, justru
merilis 44 desa baru di Karawang, sebagai wilayah terdampak stunting. Bahkan,
rilis dari Dinkes Karawang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat.

“Jadi saat ini, di Karawang ada
54 desa terdampak stunting,” ungkap Kabid PKK, DPPKB Karawang, Dodo J. Abduh,
kepada KBE, kemarin, (7/11) di sela-sela pembinaan stunting, di Desa Sukakerta,
Kecamatan Cilamaya Wetan.

Dodo mengatakan, meningkatnya
jumlah desa terdampak stunting bukan harapan dari seluruh OPD yang menjalankan
ProPN. Hasil rilis yang menyatakan peningkatan desa terpapar stunting tersebut,
ditanggapi oleh DPPKB dengan peningkatan program 1.000 hari pertama kehidupan
(HPK). Dengan target ibu-ibu dan remaja putri, di usia subur

“Kami galakan program 1.000 HPK
ini. Target sasarannya ibu-ibu dan remaja. Karena mereka merupakan corong
utama, yang bisa menekan penurunan kasus stunting ini,” jelasnya.

Masih kata Dodo, hasil riset yang
timnya lakukan menyimpulkan, beberapa penyebab terjadinya kasus stunting di
desa-desa ini, diantaranya kebersihan lingkungan, konsumsi gizi ibu hamil,
kesalahan pola asuh, kualitas air, hingga ketersediaan sanitasi dan MCK di
lingkungan mereka.

“Kita berikan pemahaman, kita
lakukan pembinaan, kemudian didukung dengan pembangunan oleh perintah desa.
Kami yakin, kasusu stunting ini, bisa kita berantas dari bumi Karawang,”

0 Komentar