SUBANG– Kemenko Maritim menyatakan BUMN dapat terlibat dalam bisnis pendukung di Pelabuhan Patimban Kabupaten Subang, kendati nantinya pelabuhan baru itu dioperasikan oleh swasta. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa keterlibatan BUMN secara langsung maupun melalui anak-anak perusahaan dan afiliasi dalam bisnis pendukung, seperti jasa pemanduan, logistik, dan kawasan industri. “Terbuka untuk semua pihak,” katanya melalui pesan singkat kepada awak media, Kamis (11/7). Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan telah mengatakan akan menyerahkan pengelolaan Patimban kepada swasta. Calon pelabuhan hub di Subang, Jawa Barat, itu akan bersaing dengan Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC. Di sisi lain, pakar transportasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning melihat Patimban tetap perlu melibatkan anak-anak perusahaan BUMN atau afiliasinya meskipun nanti dioperatori oleh swasta. Dia berpendapat tidak mudah mengabaikan potensi besar BUMN, terutama jaringan bisnis nasional dan internasional yang bisa menjadi sumber inputan kargo sekaligus pengguna jasa. Jaringan BUMN beserta anak usaha, afiliasi, dan mitra-mitra bisnisnya merupakan pasar yang besar dan mapan. Mereka sudah lama menjalankan operasi bisnisnya di pelabuhan-pelabuhan sekitar Patimban. Menurutnya, potensi kerja sama dengan operator atau entitas kepelabuhanan yang berafiliasi dengan BUMN perlu dibuka untuk memberikan kepastian usaha bagi operator swasta Patimban mendatang. “Jadi, justru dengan menjalankan bisnis yang terbuka dan melakukan kolaborasi operasional [antara operator swasta dengan BUMN, anak perusahaan BUMN, dan afiliasi], maka garansi kargo akan menjadi faktor penting dalam pengembangan Pelabuhan Patimban ke depan,” ujar Saut. (bbs/mhs)