Makanan sehari-hari para santri disana, tak jauh dari kangkung, bayam, dan daun singkong yang dimasak ala kadarnya. Bahkan, untuk kebutuhan minum. Para santri harus sudi meminum air keran tanpa di masak.
“Kalau makan ya dari tumbuhan disini, seperti kangkung, bayam, begitu. Kalau minum, ada, tapi air keran tidak dimasak,” ucapnya.
Setelah viral di dunia maya. Pondok reot yang dibangun di atas bantaran sungai itu langsung banjir bantuan. Pondok-pondok yang sudah keropos dan lapuk. Nampak kayu-kayunya diganti dengan yang baru dan lebih kuat. Termasuk lantai bambu musala, yang sudah pada jebol pondasinya.
Baca Juga:Pekerja Seni Desak Pemkab Buka Izin “Rame-Rame” HajatanUnsika Komit Perangi KKN
Sejauh ini, bantuan yang datang ke Ponpes Al-Muftaqir data dari Koramil Kecamatan Pedes, Anggita DPRD Jawa Barat, Sri Rahayu, komunitas masyarakat, hingga pengurus Ponpes Asshidiqiyah Karawang.
Ketua PWNU Jawa Barat, KH. Hasanuri Hidayatullah, yang juga menjabat Pimpinan Ponpes Asshidiqiyah Karawang dalam keterangannya memaparkan, bahwa ponpes yang ia pimpin memiliki program Pesantren Peduli Pesantren, yang sudah dimulai sejak Ramadan 1441 hijriyah kemarin.
Pria yang akrab di sapa Gus Hasan itu mengatakan, sudah ada banyak ponpes di Karawang yang terbantu dari program Pesantren Peduli Pesantren itu. Salah satunya, adalah Pesantren Al-Muftaqir.
Bentuk bantuannya sendiri, kata dia, sangat beragam. Mulai dari paket sembako, hingga berbagai kebutuhan sehari-hari di pesantren. Sementara, untuk kuantitasnya menyesuaikan. Tergantung kebutuhan dan kemampuan kas Ponpes Asshidiqiyah Karawang.
“Mudah-mudahan ini jadi kunci datangnya keberkahan Allah kepada kita semua,” ucapnya. (wyd)