KARAWANG– Setelah Pondok Pesantren Asshidiqiyah Karawang di Desa Sukatani, Kecamatan Cilamaya Wetan, diresmikan jadi Pondok Tangguh Covid-19. Rabu, (24/6/2020) kemarin, Kapolres Karawang bersama Dandim Karawang, meninjau Ponpes Baitul Burhan, di Desa Lemahduhur, Kecamatan Tempuran, yang bakal diresmikan jadi Pondok Tangguh Covid-19 yang ke dua di Karawang.
Ponpes Baitul Burhan memiliki 1.200 santri dari dalam dan luar Karawang. Sebelum ribuan santri itu kembali ke pondok. Kapolres Karawang, AKBP Arif Rachman bersama Dandim 0604 Karawang, Letkol Inf Medi Haryono, meninjau kesiapan Ponpes yang berada di Kecamatan Tempuran tersebut, dalam penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Pada kesempatan itu, jajaran Muspida Karawang mengecek kesiapan penerapan adaptasi normal baru di Ponpes asuhan KH. Sofwan Abdul Gani tersebut.
Baca Juga:Gugus Pusat Sumbang 1 PCRDesa Muarabaru Benahi Infrastruktur Pertanian
Dalam sambutannya, Kapolres Karawang, AKBP Arif Rachman mengatakan, selain bersilaturahmi dengan tokoh ulama di pondok tersebut. Pihaknya bersama rombongan bermaksud melakukan pengecekan jelang penerapan New Normal di pesantren itu.
“Alhamdulillah setelah saya komunikasi dengan muspika dan pengasuh ponpes, disini sudah diterapkan pola adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya, Rabu, (24/6).
Kapolres juga mengimbau, agar para santri yang baru datang dan beraktifitas kembali di pesantren, agar mematuhi aturan new normal. Untuk tetap menggunakan masker, jaga jarak, juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
“Saya yakin santri-santri disini akan jadi generasi penerus bangsa, yang akan jadi kebanggan orang tua, juga bermanfaat untuk agama, nusa, dan bangsa,” ucapnya.
Camat Tempuran, Suwandi menambahkan, kegiatan kunjungan Kapolres beserta Dandim Karawang untuk memastikan Ponpes Baitul Burhan menerapkan pola adaptasi kebiasaan baru yang baik dan benar.
Pasalnya, kata Suwandi, di ponpes itu ada 1.200 lebih santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Seperti Flores, Jakarta, Bogor, hingga Bekasi.
“Memang sudah diterapkan pola AKB itu. Kegiatan belajar yang kumpul-kumpul juga sudah berkurang. Tapi untuk kegiatan sekolah formal masih menunggu arahan dari pemerintah,” ujarnya. (wyd)