Untuk waktu peresmian ataupun pembukaan Gedung Juang untuk umum, Atong belum dapat memastikan. Soalnya, ia masih menunggu informasi serta keputusan dari Bupati Bekasi.
“Dibukanya menunggu arahan pimpinan, nanti pasti bakal diinformasikan,” ucapnya.
Rahmat mengungkapkan Gedung Juang Tambun bakal dijadikan sebagai museum sejarah Bekasi. Konsepnya juga dibuat secara digital, modern dan milenial sehingga menjadi daya tarik para anak muda terhadap sejarah Bekasi.
“Di halaman luar plazanya, panggung, taman, kolam yang belum ada di Bekasi. Dan untuk Gedung Juangnya ada museum, kontenya juga modern dan memang sudah milenial,” tuturnya.
Bahkan konsep Gedung Juang itu bakal menjadi museum digital, semua konten sejarahnya dijelaskan serta digambarkan secara digital.
Revitalisasi ini bukan berarti merubah bentuk tujuannya, hal ini justru inisiatif untuk bisa mempertahankan nilai-nilai sejarah dan upaya mempercantik cagar budaya tersebut.
“Karena gedung ini memiliki nilai sejarah, kami akan jadikan sebagai wisata sejarah. Jadi Gedung Juang sebagai Museum Perjuangan Rakyat Bekasi. Bisa dilihat belum dibuka warga sudah ramai datang untuk foto-foto di depannya,” ungkapnya.
Rahmat menambahkan revitalisasi diharapkan menjadikan Gedung Juang Tambun ini sebagai sarana edukasi perjuangan masyarakat Bekasi.
Revitalisasi Gedung Juang juga mempresentasikan perjuangan rakyat Indonesia yang ada di Bekasi, khususnya Kabupaten Bekasi.
Hal ini karena sejarah Gedung Juang yang dahulunya milik Tuan Tanah menjadi tempat komando dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah saat Kemerdekaan, juga syiar dakwah kebangsaan.
“Revitalisasi atau penataan bangunan bersejarah ini dapat mengenalkan warga Kabupaten Bekasi akan sejarahnya dan juga jadi daya tarik wisata warga Bekasi maupun luar Bekasi untuk datang,” tandasnya. (*)
Mengunjungi Gedung Juang 45 Tambun yang Makin Populer
