ALAT EVAKUASI TERBATAS KIAN MEMPERUNYAM SITUASI

ALAT EVAKUASI TERBATAS KIAN MEMPERUNYAM SITUASI
0 Komentar

“Dengan kondisi saat ini, pemerintah daerah akan memperpanjang hingga 14 hari ke depan,” ujar Raditya Jati.
Kondisi terakhir terpantau banjir masih menggenangi rumah-rumah warga. Penerangan listrik PLN dan suplai air dari PDAM di Kabupaten Karawang masih dalam kondisi padam. Selain itu, jumlah masyarakat terdampak, pengungsi dan pelayanan dapur umum yang dikelola secara mandiri oleh warga belum terdata semua.

Kepala BNPB Doni Monardo dijadwalkan untuk melihat kondisi dampak banjir di wilayah Karawang dan Bekasi pada hari ini, Minggu (21/2). Darurat Perahu Karet Di sisi lain, warga yang terdampak banjir Karawang harus berjibaku secara mendiri untuk evakuasi. Pasalnya, peralatan evakuasi korban banjir milik BPBD Karawang sangat terbatas. Bahkan, di media sosial ramai hastag Karawang Darurat Perahu Karet. Hal ini pun diamini oleh Pelaksana Kepala BPBD Karawang, Yasin Nasrulah. “Kami terbatas fasilitas seperti perahu karet. Jadi untuk wilayah paling parah kita dahulukan. Yang lain bergantian gilir,” ungkapnya, minggu (21/2/2021). Lambannya penanganan korban banjir di Karawang jadi sorotan banyak pihak. BPBD Karawang dianggap hanya sigap di titik-titik langganan banjir saja. Padahal, banjir saat ini lebih luas dari banjir sebelumnya.

Di mana tidak hanya rumah-rumah di pedesaan saja yang tergenang. Bahkan, perumahan elite di pusat kota Karawang pun ikut terendam.

Baca Juga:Tambah Mitra PLKK, BP Jamsostek Gandeng Eka Hospital BekasiSMAN 1 TELUKJAMBE Tingkatkan Masjid, Tunjang Kegiatan Keagamaan Siswa

Ketua Karang Taruna Kabupaten Karawang, Asep Ceong Saepulloh pun menyesalkan lambannya penanganan korban banjir di Karawang.

“Sejak kemarin sampai Minggu siang, tidak ada BPBD atau tim SAR yang datang. Di sini mutlak, kerja keras pejuang sosial yang bantu evakuasi warga,” ujar Ceong kepada KBE.

Ceong bilang, ribuan rumah di Desa Sukamakmur, Kecamatan Telukjambe Timur terendam sejak Sabtu, (20/2/2021) siang. Ratusan kepala keluarga pun mengungsi di pusat kota. Mereka bertumpuk di satu titik pengungsian. Sehingga menimbulkan kerumunan.

Pihaknya pun mengkritisi kinerja BPBD Karawang, yang dianggap kurang sigap dalam melakukan mitigasi bencana. Sehingga, ketika terjadi banjir susulan seperti ini. BPBD seperti kaget dan tidak siap.

“Dari kemarin kita mandiri evakuasi pakai perahu tradisional. Bantuan makanan juga belum ada disini,” sesalnya.

0 Komentar