Curhat Pedagang: Ini Kenaikan Terparah Sejak Tahun 1999

0 Komentar

Harga Kedelai di Karawang Meroket

Kenaikan harga kedelai, dikeluhkan pengusaha tahu di Karawang. Perihal itu, pengusaha tahu meminta pemerintah mencarikan solusi, agar harga kedelai bisa kembali normal. PENGUSAHA Tahu asal Kepuh, Kecamatan Karangpawitan, Sidikrilah (41) mengatakan, kenaikan harga kedelai hampir 100 persen dari harga normal, sangat berpengaruh terhadap harga jual tahu dipasaran. Akibatnya, ia harus memangkas tenaga kerja, dan menaikan 1000 dari harga jual tahu perkantong. “Harga normalnya kedelai itu 6.800 perkilogram dan sekarang naik sampai 12.000 perkilonya, kenaikan ini begitu sangat mempengaruhi produksi tahu, sampai saya harus merumahkan sebagian pekerja, dan menaikan harga tahu jadi 4500 perkantong, yang awalnya 3500, dan itu tidak sebanding dengan kenaikan harga kedelai,” ujar Sidik panggilan sapaannya, saat ditemui di tempat produksi tahu.  Menurut Sidik, dari hasil produksi pun juga diakuinya berkurang. “Waktu normal itu 3000 kuintal atau 12 ribu tahu, sekarang 1000 kuintal atau sekitar 4 ribu tahu,” jelasnya. Ia juga mengakui sejak tahun 1999 ia memulai produksi tahu, baru kali ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. “Dari awal produksi tahun 1999 baru kali ini mengalami kenaikan harga hingga dua kali lipat,” tuturnya. Kenaikan harga itu katanya, sudah berlangsung selama 6 bulan lalu, hingga saat ini. “Ada dari 6 bulan ke belakang harga kedelai terus naik, hingga saat ini sampai 12 ribu,” ungkapnya.

Ia berharap, dinas terkait bisa mencarikan solusi untuk menormalkan kembali harga.
“Kalau kelangkaan sebenarnya tidak ada, tapi ini masalah harganya, jadi saya berharap dinas bisa mencarikan solusi terkait kenaikan ini, biar bisa kembali normal, dan kami tidak kewalahan, seperti ini, jangan sampai tahu, dan tempe itu hilang di pasaran,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Karawang, Ahmad Suroto mengungkapkan, dalam menyikapi kenaikan harga kedelai ini, pihaknya akan melakukan stabilisasi harga melalui operasi pasar, dengan bulog.
“Kami menyadari, kenaikan kedelai ini terkait adanya kelangkaan kedelai impor, dan akhirnya berpengaruh terhadap harga, oleh karenanya, kami tengah mencarikan solusi dengan berupaya menstabilkan harga melalui operasi pasar, dengan Bulog,” pungkasnya.  (*)

0 Komentar