Padahal Potensi Retribusi Miliaran Rupiah Tak Pernah Tercapai
KARAWANG – Proses swastanisasi pasar tradisional milik Pemkab Karawang tak berjalan mulus sesuai harapan. Pasalnya, dari lima pasar yang dibangun dengan sistem Build Operate Transfer (BOT) retribusinya tak ada yang mengalir untuk pendapatan Pemkab Karawang. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Karawang mencatat, dari target retribusi sebanyak Rp. 2,8 miliar. Baru terserap Rp. 300 jutaan dana retribusi dari ke lima pasar pemkab yang dibangun dengan sistem BOT. Meski pun kebijakan swastanisasi pasar ini tak berjalan mulus, namun Pemkab Karawang nampaknya akan terus melanjutkan program pembangunan pasar tradisional dengan sistem BOT. Seperti yang diungkapkan Kepala Disperindag Karawang, Ahmad Suroto, yang menyebut jika pembangunan pasar dengan sistem BOT akan terus berlanjut jika ada progres baik yang ditunjukan para pengembang pasar saat ini. “Saya rasa kebijakan BOT ini akan tetap dilanjut. Tapi lihat progres yang sekarang dulu, kalau Pasar Rengasdengklok bagus kita akan lanjut (kebijakan BOT),” ujar Suroto, saat berbincang dengan KBE, Selasa, (9/11/2021) kemarin. Suroto bilang, retribusi yang saat ini tersendat terjadi karena sejumlah faktor. Selain pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Perselisihan antar pengurus lama dengan pengurus baru juga jadi salah satu penyebab tersendatnya aliran retribusi dari pasar-pasar hasil kebijakan BOT ini. Pihaknya, lanjut Suroto, saat ini terus melakukan kerja-kerja kedinasan dengan melakukan evaluasi dan melakukan penyesuaian. Terhadap beberapa kasus yang terjadi dalam kebijakan swastanisasi pasar tradisional di Karawang.
“Saat ini sudah ada satu pasar yang masuk dalam daftar progres report. Karena sudah 3 tahun berturut-turut tidak membayar retribusi,” ujar Suroto.
“Sesuai aturan dalam perjanjian kerja sama pasar BOT, jika 3 tahun tidak membayar retribusi kami bisa melakukan peninjauan ulang terhadap perjanjian kerjasamanya,” tegasnya.
Diketahui, jumlah pasar yang dikelola dengan sistem BOT di Karawang ada lima. Diantaranya Pasar Johar, Pasar Cikampek 1, Plaza Cikampek, Pasar Cilamaya, dan Pasar Rengasdengklok. Dari target retribusi Rp. 2,8 miliar di tahun ini. Hingga November 2021 baru tercapai sekitar 12 persen atau sekitar Rp. 300 jutaan.