KBEONLINE.ID– Berbohong dapat dilakukan untuk berbagai alasan, seperti membela diri atau menjaga hubungan interpersonal. Otak manusia menunjukkan berbagai perubahan dan reaksi yang menarik ketika seseorang berbohong.
Mari kita telaah bagaimana berbohong mempengaruhi cara kerja otak:
Seperti yang disampaikan oleh Arthur Markman, PhD, dan dipublikasikan di situs Lifehack, berbohong menyebabkan tubuh melepaskan kortisol dan hormon steroid ke dalam otak. Otak seseorang harus bekerja sangat keras beberapa saat kemudian untuk mengetahui mana yang merupakan kebohongan dan mana yang benar.
Sebuah penelitian terhadap 110 partisipan di Notre Dama menemukan bahwa orang yang lebih sedikit berbohong dapat terhindar dari stres dan kecemasan sebesar 54%, termasuk sakit kepala dan pencernaan, 56% lebih banyak dibandingkan partisipan yang terus berbohong dengan persentase yang lebih kecil.
Baca Juga:Lengkuas: Rempah Ajaib yang Bukan Hanya Menghidangkan Rasa, Tetapi Juga Menyuguhkan Manfaat Luar Biasa untuk KesehatanBelakangan ini Emoji Semangka Sering Jadi Simbol di Media Sosial untuk Mendukung Palestina, Apa Arti Dibaliknya?
Seseorang harus meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia ingin melangkah maju dengan kejujuran yang lebih besar. Strategi lain untuk menghentikan kebiasaan berbohong sebelum benar-benar merusak kesehatan adalah dengan mempertimbangkan responsmu dengan hati-hati sebelum menjawab pertanyaan apa pun.