KBEONLINE.ID- Demokrasi di Indonesia bukan lagi mati suri, tapi sudah jadi zombi. Indonesia sudah enam kali menjalankan Pemilihan Umum untuk Presiden dan Wakil Presiden. Tapi nilai substansial dari demokrasi di Indonesia masih belum ada. Pemilu seakan berjalan secara mekanik, tidak memiliki ruh.
Fenomena itu diungkapkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Ia menyebut demokrasi di Indonesia adalah demokrasi zombi. Yaitu suatu proses demokrasi yang berjalan sesuai mekanisme yang ada tapi tidak memiliki ruh.
“Demokrasi kita istilahnya menjadi demokrasi zombi. Jadi demokrasi kita sekarang seperti demokrasi zombi, yang dia berjalan tanpa ruh. Dia berjalan karena itu mekanisme yang ada, tetapi ruhnya tidak ada,” ungkap kata Mu’ti.
Baca Juga:Jimmy: Jangan Pilih Caleg yang Meninggalkan Amanahnya Demi Kekuasaan, Sindir Cellica?Bawaslu: Awas, Merusak Alat Peraga Kampanye Bisa Dipidana
Karena demokrasi zombi ini masih berlaku di Indonesian, maka meski sudah enam kali Pemilihan Presiden dilewati oleh Indonesia, akan tetapi proses demokrasi tidak semakin maju, malah yang terjadi justru mengalami kemunduran.
Karena itu, Mu’ti berharap supaya media bisa memberikan resonansi yang lebih substantif kepada khalayak. Tidak lagi berkutat pada pemberitaan hasil-hasil survei saja, sebab menurutnya itu terlalu monoton.
Untuk menjangkau generasi muda, menurutnya perlu ada kemasan informasi atau berita secara ringan dan berbumbu jenaka. Terkait itu, Abdul Mu’ti menyinggung trend roasting yang dilakukan oleh comika kepada publik figure, termasuk politisi.
“Sebenarnya kita juga mengharapkan sesuatu yang ringan-ringan dari politik yang itu bisa membawa pesan bahwa siapapun yang menang Indonesia harus menjadi pemenang utamanya, kira-kira begitu,” imbuhnya.
Sekum PP Muhammadiyah yang dikenal jenaka ini juga berharap Pemilu 2024 nanti dapat diselenggarakan dengan fun atau gembira. Pemilu harus bisa ditampilkan sebagai suatu even yang menyenangkan dan menggembirakan, bukan menakutkan.
Pesan-pesan kegembiraan yang ada di proses Pemilu diharapkan mampu menarik perhatian generasi muda. Kepentingan generasi ini harus diakomodir dalam Pemilu, sebab tidak sepenuhnya benar bahwa mereka itu tidak serius untuk hal-hal ini.