Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
OCD, atau obsessive-compulsive disorder, adalah gangguan dengan obsesi dan kebiasaan berulang yang sulit dikendalikan. Gangguan ini bisa muncul pada periode awal masa kehamilan dan meningkat seiring berjalannya waktu. OCD dapat mengganggu aktivitas ibu hamil dan memerlukan penanganan seperti terapi perilaku atau, jika diperlukan, penggunaan obat yang aman selama kehamilan.
Mengidentifikasi dan mengatasi gangguan kesehatan mental saat hamil penting untuk menjaga kesejahteraan ibu dan perkembangan janin.
Gangguan Pola Makan
Gangguan pola makan tetap merupakan isu yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan, meskipun cenderung membaik. Selain berpotensi mempengaruhi kesiapan ibu hamil untuk melahirkan secara normal, gangguan pola makan juga dapat meningkatkan risiko depresi pascamelahirkan. Dampaknya bahkan bisa mencakup kelahiran bayi dengan berat rendah. Memahami pentingnya nutrisi dan pola makan yang seimbang dapat membantu ibu hamil menghadapi tantangan ini.
Baca Juga:Kenali Penyebab dan Pengobatan Stunting agar Terdeteksi Lebih DiniJangan Sembarangan! Tips Memilih Susu untuk Cegah Stunting
Gangguan Bipolar
Bipolar disorder, meskipun cenderung muncul secara kambuhan pada masa kehamilan, lebih sering terjadi setelah melahirkan. Pengelolaannya melibatkan penggunaan mood stabilizer, tetapi harus dipertimbangkan dengan cermat mengenai manfaat dan risiko, dengan pengawasan kondisi kejiwaan dan perilaku ibu hamil sebagai aspek kunci. Mengetahui bagaimana mengatasi gangguan bipolar dapat memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan.
Skizofrenia
Skizofrenia, sebagai gangguan psikosis, dapat mengalami fluktuasi selama masa kehamilan. Pengawasan dan penanganan yang cermat oleh dokter sangat penting untuk ibu hamil dengan skizofrenia. Gangguan ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan ibu, tetapi juga dapat memberikan dampak serius pada bayi, seperti risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah hingga mengancam nyawa janin dan ibu hamil. Penanganan yang terkoordinasi, dukungan intensif, dan pilihan terapi seperti terapi elektroconvulsive sangat penting untuk mengelola gejala psikosis dan menjaga kesejahteraan ibu dan bayi.