Pada saat itu, Cornelis Chastelein membeli lahan di wilayah Mampang dan Depok Lama.
Cornelis Chastelein menggunakan lahan tersebut untuk perkebunan pada 1696 silam. Tidak hanya mengembangkan bisnis, Chastelein juga menyebarluaskan agama Kristen kepada para pekerjanya. Ia menyebarkan agama Kristen melalui sebuah Padepokan Kristiani.
Saat menyebarkan agama Kristen, Cornelis Chastelein menyebutkan daerah penyebarannya menggunakan bahasa Belanda. Ia menyebutnyaDe Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen (disingkat DEPOK) yang artinya organisasi kristen yang pertama.
Baca Juga:Kenali Ciri-ciri ADHD pada Anak yang Harus Moms KetahuiSeribu Manfaat, Cara Mengolah Kunyit untuk Penyembuhan Gastritis
Kota Depok dulu bukanlah sebuah kota, namun kecamatan yang berada di lingkungan Kawedanan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor.
Pada 1976, perumahan ini mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan pembangunan kampus Universitas Indonesia (UI).
Seiring berjalannya waktu, peningkatan perdagangan dan jasa di kota Depok semakin pesat sehingga memerlukan kecepatan pelayanan yang mumpuni.
Perkembangan Depok yang begitu cepat pun akhirnya menjadi perhatian bagi Pemerintah Orde Baru.
Amir Machmud yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri kala itu mulai mengkaji peningkatan status Kecamatan Depok menjadi Kota Administratif pada 27 April 1999.
Itulah asal-usul nama Kota Depok yang mempunyai sejarah panjang. Hingga saat ini Kota Depok terus berkembang. Berbagai cerita unik di kota ini membuat namanya semakin dikenal oleh masyarakat Indonesia.***