Keberlanjutannya berpotensi terancam oleh isu-isu seperti kenaikan permukaan laut, perubahan iklim, dan polusi plastik.
Populasi penyu sisik telah menurun hampir 80% selama 30 tahun terakhir karena berbagai alasan. Status penyu sisik sebagai spesies yang terancam punah telah berubah baru-baru ini.
Kepunahannya sebagian besar disebabkan oleh hilangnya habitat, perburuan, dan perubahan iklim. Untuk menyelamatkan spesies ini, diperlukan inisiatif konservasi yang komprehensif dan berkelanjutan, termasuk kampanye pendidikan masyarakat, inisiatif pelestarian habitat, patroli anti perburuan, dan program penangkaran.
Baca Juga:Apa yang Sebenarnya Terjadi Ketika Kucing Mengeong Terus? Temukan 9 Fakta di Balik Perilaku Ini!8 Penyebab yang Membuat Kucing Peliharaan Berubah Menjadi Galak dan Agresif, Pawrents Wajib Simak!
10. Harimau Malaya
Populasi harimau Malaya terus menurun karena pembunuhan ilegal yang ekstensif dan perusakan habitat. Perburuan liar harimau Malaya terjadi untuk memenuhi permintaan pasar gelap akan bagian tubuh harimau yang digunakan dalam pengobatan tradisional atau dianggap memiliki makna religius atau simbolis. Sementara itu, habitat alami harimau Malaya menghilang karena penggundulan hutan yang terus berlanjut, perambahan hutan untuk pertanian dan perkebunan, dan pembangunan infrastruktur manusia yang meluas.
Kondisi ini membuat populasi harimau Malaya semakin terancam dan menghadapi risiko kepunahan di masa depan. Kehilangan habitat alami mereka tidak hanya mengurangi ruang hidup yang tersedia, tetapi juga membatasi sumber daya makanan dan memperburuk konflik antara manusia dan harimau. Tanpa tindakan yang tegas untuk mengendalikan perburuan ilegal dan melindungi habitat alaminya, harimau Malaya berisiko menghadapi kepunahan yang tidak terhindarkan. Upaya konservasi yang berkelanjutan perlu diimplementasikan segera untuk menyelamatkan spesies ini dari ambang kepunahan dan memastikan kelangsungan hidupnya di alam liar.
11. Orangutan Sumatera
Orangutan Sumatera (Pongo abelii) adalah spesies monyet besar yang hanya ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia. IUCN menggambarkan mereka sebagai spesies yang terancam punah.
Pada titik ini, populasi diperkirakan akan mencapai 13.710 individu, tinggal di wilayah yang hanya seluas 20.532,76 km2. Populasi terbesar ditemukan di lanskap Leuser, yang terbagi menjadi dua metapopulasi: Barat Leuser (5.920 individu) dan Leuser Timur (780 individu).
Degradasi habitat merupakan penyebab utama penurunan populasi. Antara tahun 1985 dan 2007, 60% habitat orangutan Sumatera hilang.