Dana untuk perusahaan rintisan telah mengalir deras sejak merger, yang terjadi pada puncak kenaikan investasi sektor teknologi pasca pandemi dan banjir uang murah karena kebijakan moneter yang dovish. Karena investor dana swasta yang optimis, valuasi perusahaan telah meningkat secara dramatis, seperti yang terjadi di Tokopedia.
Namun, lanskap perusahaan teknologi berbalik ketika kebijakan moneter dunia menjadi lebih ketat. Nilai yang menggembirakan terbukti tidak berkelanjutan, karena beberapa perusahaan rintisan internasional secara drastis mengurangi valuasi mereka.
Valuasi perusahaan raksasa edutech India, Byju, turun dari US$ 22 miliar menjadi US$ 1 miliar, sementara nilai perusahaan rintisan pembayaran Stripe berkurang dari US$ 95 miliar menjadi US$ 50 miliar.
Baca Juga:Cara Mudah dan Cepat Untuk Melihat Hasil Perolehan Suara Pemilu 2024 dari KPU Secara Online!Perubahan Lokasi Konser Baekhyun Asia Tour Lonsdaleite 2024, Dari Istora Senayan ke ICE BSD
Hal ini juga terjadi di Tokopedia; secara internal, bisnis ini telah mengumumkan kerugian akibat penurunan nilai pada laporan keuangan tahun 2022. Selama periode tersebut, bisnis ini mengurangi Rp 17 triliun dari goodwill Tokopedia, yang telah meningkat dari Rp 93 triliun pada awal merger menjadi Rp 76 triliun pada akhir tahun.
Baru-baru ini, GOTO melaporkan penurunan nilai goodwill yang sangat besar setelah diakuisisi oleh Tokopedia dari TikTok. TikTok membeli Tokopedia akhir tahun lalu dengan nilai US$ 840 juta, atau sekitar Rp 13 triliun, dengan TikTok mengambil 75% saham kepemilikan dan menjadi pengendali.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir GOTO, hal ini menunjukkan bahwa GOTO memiliki 3,38 triliun sebagai sisa kepemilikan 25% sahamnya di Tokopedia. Valuasi Tokopedia turun sebesar 73,19 triliun sebagai akibat dari transaksi tersebut, yang pada akhirnya turut menekan kinerja laba bersih perusahaan, yaitu sebesar Rp 90,39 triliun.
Karena nilai goodwill berasal dari transaksi non-tunai, maka untuk keperluan dokumentasi, kerugian penurunan nilai ini merupakan kerugian non-tunai yang tidak berdampak pada kas atau likuiditas perusahaan. Salah satu interpretasi dari penurunan nilai ini adalah pecahnya gelembung valuasi Tokopedia.
Karena Tokopedia tidak lagi berfungsi sebagai anak perusahaan GOTO dan laporannya digabungkan ke dalam TikTok, maka ini adalah kejadian terakhir Tokopedia digabungkan dalam laporan keuangan GOTO. Tokopedia kehilangan kendali atas GOTO pada tanggal 1 Februari.