KBEONLINE.ID– Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga tembus di angka Rp16.400/US$ berpotensi berdampak negatif terhadap posisi fiskal pemerintah.
Dolar AS menguat sore ini dan menembus lebih dari Rp 16.400, menyimpang signifikan dari posisi pembukaan pagi di zona Rp 16.375. masih diperdagangkan pada level Rp 16.395 pada akhir sesi siang.
Menurut Kahfi Riza, Head of Macroeconomic & Financial Research PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), pemerintah akan terkena dampak depresiasi rupiah relatif terhadap dolar AS, yang akan mengakibatkan peningkatan jumlah utang dalam dolar.
Baca Juga:Impor Listrik RI dari Malaysia Menurun, Benarkah Pemerintah Fokus dengan Energi Terbarukan?Lonjakan Perceraian Akibat Judi: Ancaman Baru yang Mengkhawatirkan di Indonesia
Dilansir dari CNBC Indonesia pada hari Jumat, (14/04), Kahfi menyatakan, “Tentunya hal ini akan menekan fiskal kita karena seperti yang kita ketahui ada beberapa kewajiban yang harus diselesaikan dalam dolar.”
Jumlah utang pemerintah dalam mata uang dolar AS sebenarnya merupakan yang terbesar di antara utang devisa, dengan total Rp8. 338,43 triliun per akhir April 2024. Totalnya sekarang mencapai Rp 1.713, 26 triliun. Sementara itu, Rp 30,92 triliun, yen Jepang Rp 270 triliun, dan euro Rp 388,45 triliun.
“Jadi akan menjadi beban pemerintah juga, artinya menambah anggaran untuk pembayaran utang kita dalam bentuk dollar,” kata Kahfi.
Namun perlu diingat, dari total utang per 30 April 2024 yaitu Rp8. 338,43 triliun, mayoritas masih dalam bentuk Rp5.935,42 triliun.
Mengenai dampaknya terhadap masyarakat umum, Kahfi menjelaskan bahwa harga impor negara bisa naik akibat menurunnya nilai rupiah. Hal ini akan menyebabkan inflasi dari impor.
“Nantinya akan berdampak pada kenaikan harga khususnya impor dan nantinya berpotensi menimbulkan inflasi impor, inflasi dari jalur impor, itu yang harus kita waspadai,” tambah Kahfi.
Menurut Kahfi, persepsi kondisi domestik yang tertekan di kalangan pelaku pasar keuangan merupakan konsekuensi akhir dari penurunan nilai tukar rupiah. menyebabkan arus keluar modal ke depan dari Indonesia menjadi lebih cepat.
Baca Juga:Film "Ipar Adalah Maut", Kisah Kehancuran Rumah Tangga Karena Perselingkuhan7 Tips Menyimpan Daging Kurban Agar Awet: Cara Praktis Menjaga Kualitas Daging di Kulkas!
Meskipun demikian, arus masuk modal asing tercatat sebesar Rp52, 94 triliun oleh Bank Indonesia untuk periode Januari hingga minggu pertama Juni 2024. Terdiri dari SRBI sebesar Rp 101,34 triliun dan net purchase di pasar SBN sebesar Rp 36,02 triliun. Sementara itu, Rp8, 01 triliun telah diambil dari pasar saham dalam bentuk modal.