KBEONLINE.ID– Rupiah menguat terhadap dollar AS minggu lalu, seiring dengan membanjirnya modal asing ke pasar keuangan domestik.
Dilansir dari Refinitiv, pada Senin, (29/07), rupiah mengawali perdagangan di level Rp16.280/US$ atau menguat 0,03%. Namun DXY turun 0,11% ke level 104,2 pada pukul 08:49 WIB. Dibandingkan dengan posisi kemarin di 104,31, angka ini lebih rendah.
Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp1,93 triliun, terdiri dari pembelian bersih Rp3,37 triliun di pasar surat berharga negara (SBN), penjualan bersih Rp1,39 triliun di SRBI, dan penjualan bersih Rp0,05 triliun di saham, menurut data transaksi yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada 22-25 Juli 2024.
Baca Juga:Di Dubai dan Eropa, Keluar Rumah Bisa Berbahaya Bagi NyawaPendiri Kakao Corp Ditangkap Terkait Dugaan Manipulasi Saham Saat Akuisisi SM Entertainment
Selain itu, investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp32,08 triliun di pasar SBN, Rp1,89 triliun di pasar saham, dan Rp169,41 triliun di SRBI sepanjang tahun 2024, berdasarkan statistik penyelesaian transaksi hingga 25 Juli 2024.
Di tengah antisipasi penurunan suku bunga yang lebih drastis oleh Bank Sentral AS, dana asing masih melanjutkan tren aliran masuk asing bersih ke Indonesia.
Biro Analisis Ekonomi AS mengungkapkan pada akhir minggu lalu bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) di bulan Juni adalah 2,5% year-on-year (yoy), turun dari 2,6% di bulan Mei tahun lalu.
Ekspektasi pasar akan kemungkinan penurunan suku bunga oleh the Fed pada pertemuan September mendatang semakin terbuka setelah statistik inflasi PCE sesuai dengan ekspektasi.
Secara keseluruhan, kepercayaan pasar terhadap situasi ekonomi Indonesia tampaknya meningkat seiring dengan masuknya dana asing dan apresiasi rupiah. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.
Para analis juga menunjukkan bahwa tindakan-tindakan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan kondisi-kondisi makroekonomi yang baik telah memberikan kontribusi pada kemampuan Indonesia untuk menarik investasi asing.