KBEonline.id – Puluhan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) diamankan oleh warga dan pihak kepolisian saat akan melakukan aksi tawuran di Kampung Pilar, Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi pada Selasa (24/09/24) sore.
Kapolsek Cikarang Utara Kompol Sutrisno mengatakan para pelajar tersebut diamankan saat tengah berkumpul di satu lokasi sehingga diamankan warga yang curiga akan gerak-gerik para pelajar tersebut.
“Kami dari Polsek Cikarang Utara kemarin sore mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa adanya anak-anak yang masih pelajar mereka yang diduga akan melakukan tawuran dengan membawa beberapa senjata tajam, dan karena dibantu masyarakat digiring ke satu lokasi sehingga saat di giring itu mereka membuang sajam tersebut,” jelas Trisno saat ditemui di Polsek Cikarang Utara, Rabu (25/09).
Baca Juga:Futsal GSI Tingkat SD, PGRI Cikarang Selatan Sukses Saring Bibit UnggulPemkab Bekasi Guyur Bonus Para Atlet PON Aceh-Sumut 2024
Menurutnya ada sebanyak 29 orang pelajar yang masih berusia rata-rata 13 tahun hingga 14 tahun berasal dari 6 sekolah yang diamankan, Mereka diduga akan melakukan penyerangan terhadap kelompok pelajar sekolah lainnya.
“Sebanyak 29 orang pelajar kami amankan di bawa ke Polsek Cikarang Utara kemudian kita lakukan pemeriksaan dan sampai saat ini sudah kami berikan pengarahan juga kami panggil orang tua dan pihak sekolah,” ungkapnya.
“Dari data yang kami dapatkan mereka berasal dari beberapa sekolah ada sekitar 5 atau 6 sekolahan yang ada di wilayah Cikarang,” lanjutnya.
Terkait senjata tajam, Trisno mengatakan masih melakukan penyelidikan kepemilikannya, dari temuan di lokasi kata Trisno ada 7 bilah senjata tajam jenis celurit dan pedang yang diamankan.
“Terkait adanya sajam yang ada kita temukan disekitar mereka kami sedang melakukan penyelidikan kira-kira siapa kepemilikan senjata tajam itu dan dari mana mereka membawa atau sumber dari senjata tajam itu,” tuturnya.
Saat dilakukan penyerahan para siswa kepada orang tuanya, puluhan pelajar tersebut langsung histeris dan melakukan sujud dihadapan orang tua dan menyesali perbuatannya, yang diiringi dengan isak tangis orang tua pelajar yang khawatir akan kondisi anak-anaknya.
“Kita ajak bicara terkait bagaimana kedepan anak-anak ini bisa diarahkan dengan diawasi mulai dari orang tua dan pihak sekolah agar tidak mengulangi kembali perbuatan nya, serta membuat pernyataan sehingga kita punya komitmen bersama untuk terus mengawasi anak-anak dan menjaga anak-anak kita terlibat tawuran dan jangan sampai terjadi hal-hal yang merugikan kita semua nantinya,” tutup Trisno. (Iky)