KBEONLINE.ID– Bank Indonesia (BI) kini tengah menjajaki penggunaan QRIS sebagai instrumen transaksi di Uni Emirat Arab (UEA), yang akan memudahkan masyarakat Indonesia untuk membeli cokelat viral dari Dubai yang menggunakan bahan baku kacang pistachio di masa depan.
Di kantor pusat BI di Jakarta pada hari Rabu, (20/11), Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, “Jika ada hubungannya dengan Uni Emirat Arab, Anda bisa membeli cokelat Dubai Pistachio dengan QRIS.”
Evaluasi Quick Response Code Indonesian Standard, atau QRIS, di Uni Emirat Arab sedang diselidiki bersamaan dengan evaluasi yang dilakukan di Korea Selatan, Jepang, dan India.
Baca Juga:Krisis Gaza Memanas! Gencatan Senjata Tertunda Akibat Perbedaan PendapatBadan Karantina Indonesia Gagalkan Penyelundupan Jutaan Lobster Ilegal: Ratusan Miliar Rupiah Berhasil Diselam
Namun, hingga saat ini, QRIS baru bisa digunakan di negara-negara tetangga Indonesia, yaitu Singapura, Thailand, dan Malaysia.
“Sekarang bisa beli Fish Skin di Singapura, lalu beli Pad Thai di Thailand, lalu beli Teh Tarik di Malaysia, jadi sudah terkoneksi,” kata Filianingsih.
Teknologi transaksi nontunai QRIS digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia. Menurut BI, transaksi QRIS tumbuh dengan laju yang tinggi, yaitu 183,9% dari tahun ke tahun. Hingga Oktober 2024, terdapat 54,1 juta pengguna dan 34,7 juta pedagang.
Namun, BI percaya bahwa untuk meningkatkan penerimaan QRIS secara internasional, masih diperlukan peningkatan literasi dan edukasi pengguna dan merchant QRIS, terutama di negara-negara tujuan wisata utama.
“Karena sering kali turis tidak mengerti bahwa mereka bisa menggunakan QRIS di Singapura, Thailand, jadi kita mengedukasi merchant-merchant untuk menawarkan kalau turis menawarkan QRIS, jadi kita dorong edukasi dan literasi di sana,” tambah Filianingsih.
Selain itu, BI terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, untuk memperluas jaringan dan mempermudah transaksi menggunakan QRIS di berbagai negara. Kolaborasi ini dirancang untuk meminimalisir hambatan teknologi dan meningkatkan akses terhadap sistem pembayaran QRIS bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dan sebaliknya.
Dalam jangka panjang, BI bermaksud untuk mengintegrasikan QRIS dengan sistem pembayaran digital yang lebih luas di seluruh dunia. Dengan demikian, QRIS akan memfasilitasi transaksi tidak hanya di negara-negara tetangga, tetapi juga di destinasi wisata penting lainnya di seluruh dunia, sehingga akan memberikan lebih banyak manfaat bagi perekonomian dan sektor pariwisata Indonesia.