KBEONLINE.ID– Menurut Kementerian Investasi dan Hilirisasi, investasi diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi, telah menetapkan target 2025 sebesar Rp 2.026.
“Ini bukan hanya dari BI, tetapi juga dari Kementerian Investasi dan panduan data dari Bappenas. Bahkan, rencana investasi kami naik dari Rp1.650 triliun tahun ini menjadi Rp1.150 triliun tahun depan. Dan tahun depan juga ditargetkan Rp2.026 triliun, itu juga naik lagi menjadi Rp2.200 triliun lebih,” katanya di gedung BI dikutip Sabtu (30/11).
Tujuan Kementerian Investasi dan Hilirisasi untuk secara konsisten meningkatkan target investasi setiap tahunnya menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Target investasi yang tinggi, yang diumumkan oleh Menteri Rosan Roeslani, sebesar Rp 2.026 triliun pada tahun 2025, merupakan upaya yang disengaja oleh pemerintah untuk mempromosikan atmosfer investasi yang menguntungkan.
Baca Juga:Prabowo Dorong Kenaikan UMP 2025, Janji Tingkatkan Daya Beli Pekerja Lajang!Sinopsis Guna Guna Istri Muda 2024: Remake Film Horor Legendaris 1997 yang Siap Bikin Merinding!
Dilansir dari CNBC Indonesia, Rosan menjelaskan bahwa pihaknya telah memperkirakan sejumlah hambatan dan mengupayakan langkah-langkah yang berkaitan dengan kebijakan dan regulasi yang berpusat pada peningkatan tujuan investasi dalam negeri.
Ia menegaskan bahwa seiring dengan meningkatnya geopolitik dan menjadi lebih intens, isu-isu di tahun mendatang tidak diragukan lagi akan menjadi tidak terkendali. Namun, ia juga selalu berharap bahwa ada peluang investasi dalam setiap dinamika, termasuk ketegangan antara AS dan Cina serta geopolitik dan geopolinomi.
Peningkatan target investasi ini tidak diragukan lagi akan menguntungkan pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan ekonomi domestik. Namun, masalah terbesar yang akan dihadapi Indonesia adalah isu-isu eksternal di luar kendali Indonesia, seperti ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, yang dapat berdampak pada arus investasi.
“Masih ada peluang yang lebih besar ketika mereka harus merelokasi pabrik,” katanya.
Meskipun demikian, keyakinan Menteri Rosan tentang peluang investasi, terutama mengingat ketegangan geopolitik antara AS dan Cina, mencerminkan pengetahuan yang realistis tentang dinamika global. Indonesia memiliki potensi untuk menjadi tujuan investasi dari perusahaan-perusahaan yang terkena dampak dari gejolak tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah juga harus proaktif dalam menjangkau pihak-pihak tersebut, karena Indonesia bukanlah penerima manfaat terbesar di antara negara-negara ASEAN beberapa tahun yang lalu ketika ketegangan meningkat.