KBEONLINE.ID– Emiten-emiten saham asuransi umum dianggap memiliki valuasi yang terjangkau dan menarik. Saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU), salah satu divisi dari PT Pertamina (Persero), adalah salah satu yang menarik.
Sejak tahun 2018, Tugu telah menerbitkan saham di industri asuransi umum. Likuiditas transaksi saham di pasar sekunder relatif sangat baik, dan valuasinya menarik.
“Memang benar bahwa tidak banyak likuiditas dalam transaksi pasar sekunder yang melibatkan saham asuransi umum. Saham-saham ini memiliki kapitalisasi pasar yang kecil hingga menengah. “Salah satu saham yang paling likuid adalah Tugu General Insurance,” kata Edo Ardiansyah, analis Phillip Sekuritas, pada Jumat, (13/12).
Baca Juga:Sinopsis Dark Nuns: Song Hye Kyo Tampil Mencekam Usir Setan!HUT Transmedia ke-23! Puncak Perayaan Spektakuler Siap Guncang Istora Senayan
Edo mengklaim meskipun kapitalisasi pasar saham TUGU masih masuk dalam kategori _small and mid cap_, namun para manajer investasi masih dapat berpartisipasi dan melakukan investasi karena likuiditas perdagangan yang tinggi.
Nilai saham TUGU yang terdiskon, dengan PBV hanya 0,4 kali, menawarkan peluang pertumbuhan yang menarik asalkan kinerja perusahaan tetap kuat. Selain itu, likuiditasnya yang kuat dan pembayaran dividen yang konsisten membuatnya menjadi peluang investasi yang menarik di industri asuransi umum dengan kapitalisasi pasar yang sedang hingga menengah.
“Valuasi yang terdiskon adalah salah satu keistimewaannya. Ketika kinerja kuat, rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 0,4 x masih sangat rendah, mengindikasikan bahwa masih ada ruang untuk pertumbuhan,” kata Edo.
Ia menambahkan bahwa rata-rata PBV di sektor asuransi umum saat ini berkisar antara 0,8 hingga 1,0 kali, namun sektor perbankan berkisar antara 2 hingga 1,85 kali, dan sektor IDXFINANCE sebesar 1,85 kali.
Selama tiga tahun terakhir, TUGU secara teratur membagikan dividen, dengan rasio pembayaran sebesar 40%. Selain itu, Edo menyatakan, “Imbal hasil yang menarik dan relatif lebih unggul dari imbal hasil dividen di pasar ini, yang semakin membuat valuasi menjadi _undervalued_.”
Dilansir dari CNBC Indonesia, kinerja keuangan TUGU di tahun 2025 juga diperkirakan memiliki masa depan yang cerah. Profitabilitas dan kekuatan modal menjadi dua poin yang ditekankan. Edo meyakini ada kemungkinan rasio Return on Equity (RoE) dan Return on Asset (RoA) TUGU di tahun 2025 akan lebih tinggi.