KBEONLINE.ID– Gelombang PHK dan kehilangan pekerjaan masih terus berlanjut. Menyusul penutupan pabrik, perusahaan-perusahaan lain juga mengumumkan PHK.
Misalnya, PT Yamaha Music Indonesia dan PT Sanken Indonesia, keduanya berbasis di wilayah Bekasi. Yang terbaru adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang sering dikenal sebagai Sritex, di Sukoharjo, yang ditutup seluruhnya pada hari Sabtu, (01/03).
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian (Menperin), sempat memberikan komentarnya mengenai penutupan beberapa pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut Agus, sangat penting untuk terlebih dahulu mendalami alasan di balik penutupan pabrik-pabrik tersebut.
Baca Juga:IU dan Lee Jong Suk Diterpa Isu Putus, Netizen Heboh Banjiri Media Sosial!Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Resmi Menikah, Publik Heboh dengan Kabar Mendadak!
Menurutnya, berbagai masalah bisa saja muncul, termasuk salah urus internal perusahaan dan sulitnya bersaing dengan barang lain.
“Kita lihat saja nanti apakah dia tutup dan kenapa. Salah urus, ekspansi yang berlebihan, atau tidak mampu bersaing dengan produk kompetitor. Sebut saja produk impor dari negara tertentu. Ini menunjukkan bahwa mereka merasa tidak mampu bersaing,” ujarnya di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Sabtu, (01/03).
Gelombang PHK dan kehilangan pekerjaan masih terus berlanjut. Menyusul penutupan pabrik mereka, perusahaan-perusahaan lain juga mengumumkan PHK.
Misalnya, PT Yamaha Music Indonesia dan PT Sanken Indonesia, keduanya berbasis di wilayah Bekasi. Yang terbaru adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang sering dikenal sebagai Sritex, di Sukoharjo, yang ditutup seluruhnya pada hari Sabtu, (01/03).
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian (Menperin), sempat memberikan komentarnya mengenai penutupan beberapa pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut Agus, sangat penting untuk mengetahui lebih jauh alasan di balik penutupan pabrik-pabrik tersebut.
“Tidak ada hambatan non-tarif yang dikenal dengan istilah lartas di kantor ini. Mayoritas tidak ada di kantor ini. Namun, jika terjadi PHK, kami dan tetangga kami akan menjadi sorotan. Tapi orang tidak mau jauh-jauh, ke sumber masalahnya,” tambah Agus.
Agus menyatakan bahwa PHK harus menjadi perhatian utama pemerintah. Topik PHK harus dipikirkan secara menyeluruh karena akan menimbulkan masalah bagi masyarakat.
Baca Juga:Film A Business Proposal Terancam Gagal! Jumlah Layar Berkurang Drastis dalam 3 HariRupiah Kian Terpuruk! Perang Dagang AS Picu Goncangan Ekonomi
“Menurut kami, PHK menjadi perhatian. Satu orang terkena PHK saja sudah menjadi perhatian. PHK ini tidak boleh dianggap hanya sebagai statistik. Kita harus berusaha untuk merasa seolah-olah orang yang di-PHK itu adalah saudara kita,” katanya.