KBEonline.id – Kenikmatan minuman manis seringkali sulit ditolak. Selain rasanya yang memanjakan, minuman ini juga berpotensi menimbulkan ketergantungan pada sebagian individu.
Otak membutuhkan gula sebagai sumber energi untuk setiap selnya.
Gula, yang mengandung karbohidrat sederhana, dengan cepat diubah menjadi glukosa dan diserap ke dalam aliran darah, menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
Untuk menggunakan glukosa sebagai energi, tubuh perlu memindahkannya dari aliran darah ke dalam sel.
Baca Juga:Skype Berusia 22 Tahun, Akhirnya Berhenti Beroperasi di Tahun IniMengapa Asam Lambung Jarang Kambuh Saat Berpuasa? Ini Alasannya
Proses ini membutuhkan insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas. Akibatnya, kadar gula darah akan menurun dengan cepat.
Ketika kadar gula darah turun dengan cepat, seseorang mungkin merasa lemas dan gemetar, sehingga memicu keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan manis untuk mendapatkan kembali energi mereka.
Efek adiktif gula sebagian disebabkan oleh pelepasan opioid dan dopamin di dalam tubuh setelah mengonsumsinya, hormon-hormon yang terkait dengan rasa senang dan kecanduan.
Dopamin, yang merupakan bagian penting dari sistem penghargaan otak, adalah neurotransmitter yang terkait dengan perilaku adiktif.
Ketika suatu aktivitas menyebabkan pelepasan dopamin yang berlebihan, hal itu menciptakan perasaan senang yang mendorong pengulangan perilaku tersebut.
Semakin sering kita melakukan sesuatu, otak kita jadi terbiasa dan mengeluarkan dopamin lebih sedikit.
Akibatnya, untuk merasakan kesenangan yang sama, kita perlu melakukan hal itu lebih banyak atau lebih sering.
Baca Juga:Benarkah Bayi Baru Lahir Tidak Mempunyai Rasa Takut? Begini PenjelasannyaBanjir Landa Kabupaten Bekasi Saat Sahur, Tujuh Kecamatan Terendam
Efek gula pada otak sedemikian kuatnya sehingga dapat menyebabkan kecanduan yang lebih parah daripada kokain.
Gula memicu reseptor opiat dan pusat penghargaan, yang mengakibatkan perilaku yang sulit dikendalikan.
Meskipun ada efek samping yang merugikan, seseorang yang kecanduan gula seringkali tidak menghiraukan dampaknya, seperti kenaikan berat badan, sakit kepala, dan gangguan hormon.
(Vionisya Citra)