BEKASI, KBEonline.id – Azan subuh berkumandang dari masjid yang sebagian lantainya masih terendam air. Di sebuah hunian di Perumahan The Arthera Hill, Desa Jayasampurna, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi, Ridwan (52) menutup doanya, lalu menatap piring berisi nasi dingin dan sepotong telur dadar. Itu sahurnya harinya ini—tanpa sayur, tanpa lauk tambahan.
“Biasanya ada tempe atau ayam, tapi warung dekat sini tutup, dapur saya juga tergenang. Alhamdulillah, masih ada rezeki untuk bertahan puasa,” ujar Ridwan kepada Cikarang Ekspres sambil tersenyum pada Selasa (04/3).
Sejak banjir merendam sebagian wilayah Kabupaten Bekasi akibat hujan deras dan jebolnya tanggul Kali Buatan, warga di wilayah selatan Kabupaten Bekasi menghadapi tantangan berat. Tidak hanya kehilangan tempat tinggal sementara, mereka juga harus berpuasa dalam kondisi serba terbatas.
Baca Juga:Banjir Landa 12 Kecamatan di Kabupaten Bekasi, Warga Terdampak Jalani Puasa di Tengah GenanganBank bjb Dukung Penuh Penyaluran KUR 2025 untuk Akselerasi Sektor UMKM
Di tempat pengungsian yang berada di kantor pemasaran dan mushola perumahan setempat, puluhan keluarga berbagi satu kompor gas darurat. Relawan membagikan roti dan air mineral, menu sahur yang jauh dari cukup, tapi tetap disyukuri.
“Biasa makan sahur di meja, sekarang di lantai tenda. Tapi yang penting masih bisa puasa,” kata Nani (34), ibu tiga anak yang rumahnya terendam setengah meter.
Saat matahari terik, rasa haus dan lapar semakin terasa. Anak-anak bermain di genangan air tanpa sadar betapa sulitnya orang tua mereka mencari makanan untuk berbuka nanti.
Menjelang magrib, warga berkumpul di posko bantuan. Relawan membagikan nasi bungkus, teh manis, dan beberapa potong gorengan.
“Alhamdulillah, ini rezeki. Bukan soal mewah atau tidak, yang penting bisa berbuka bersama,” kata Ridwan, menatap anak-anaknya yang dengan lahap menikmati hidangan sederhana itu.
Bagi mereka, Ramadan kali ini bukan sekadar puasa, tetapi juga ujian kesabaran dan keikhlasan. “Mungkin ini cara Allah mengingatkan kita untuk lebih banyak bersyukur,” ujar Nani.
Mereka berharap banjir segera surut, agar bisa menjalani ibadah dengan lebih tenang. Namun, untuk saat ini, mereka tetap bertahan—berpuasa dalam genangan, dengan harapan bahwa esok akan lebih baik. (***)