Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi, menegaskan bahwa seluruh sumber daya telah dikerahkan, termasuk semua OPD, PDAM, Baznas, PMI, serta pihak swasta yang berkontribusi dalam klaster logistik.
“Kami melibatkan semua potensi untuk membantu penanganan bencana ini, termasuk evakuasi warga dan penyediaan bantuan logistik,” ujarnya.
Dedy juga mengungkapkan bahwa berdasarkan prediksi BMKG dan BNPB, intensitas hujan masih berpotensi meningkat, dengan puncak diperkirakan terjadi setelah 10 Maret 2025.
Baca Juga:Remaja Hamil 7 Bulan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Proses Hukum Jalan di TempatDisdukcapil Karawang Gelar Uji Coba Layanan Adminduk di Gerai KTP-el Mall Cikampek
“Fenomena ini diduga sebagai bagian dari siklus lima tahunan. Meskipun cuaca di Bekasi cerah, banjir masih terjadi akibat kiriman air dari hulu, seperti dari Bogor,” katanya.
Hingga saat ini, evakuasi warga masih berlangsung di beberapa titik. Para pengungsi sementara ditempatkan di kantor desa, kantor kecamatan, serta aula yang disediakan.
Pemerintah juga telah memetakan infrastruktur yang terdampak, termasuk jalan di Jatiwangi, Cikarang Barat, yang mengalami kerusakan sepanjang 20 meter.
“Sebagai solusi sementara, kita akan menyewa jembatan besi menggunakan dana tanggap darurat (BTT), agar aktivitas masyarakat tetap berjalan,” tambahnya.
Selain itu, Pemkab Bekasi juga terus memantau kondisi sungai dengan sistem peringatan dini (early warning system) yang dimiliki BPBD. “Kami akan memastikan alat-alat ini berfungsi optimal untuk mendeteksi kenaikan debit air lebih dini,” pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Bekasi terus berupaya menangani dampak banjir dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI-Polri, relawan lingkungan, dan organisasi kebencanaan. (Iky)