KBEonline.id – Stabilizer berfungsi untuk menyeimbangkan kamera, memastikan bahwa hasil gambar tetap stabil meskipun terjadi berbagai gerakan yang mengguncang. Dengan teknologi ini, pergerakan kamera menjadi halus dan tidak mengganggu kualitas gambar yang dihasilkan.
Tahukah kamu bahwa desain stabilizer terinspirasi oleh kepala ayam? Beberapa kamera mahal dengan stabilizer canggih ternyata mengambil inspirasi dari cara kepala ayam tetap stabil meskipun tubuhnya bergerak cepat.
Ayam, seperti kebanyakan burung lainnya, memiliki kemampuan luar biasa untuk menjaga kestabilan kepala mereka. Menurut Barrie J. Frost dalam penelitiannya berjudul Bird Head Stabilization (2013), struktur kepala burung dirancang sedemikian rupa sehingga dapat terkunci pada posisi tertentu, tidak terpengaruh oleh gerakan anggota tubuh lainnya.
Baca Juga:Buka Bersama DPC PKB Karawang, Kang RHD: Momen Penting untuk Agenda Politik yang akan Datang.Tak Jauh Beda Dari Indonesia, Beginilah Tradisi Lebaran di Negara Muslim Lainnya
Kestabilan ini sangat penting bagi burung dan ayam agar penglihatan mereka tetap jelas saat berjalan, berlari, melompat, terbang, mendarat, atau bertengger. Leslie M. Theunisse dan Nikolaus F. Troje dalam studi mereka Head Stabilization in the Pigeon: Role of Vision to Correct for Translational and Rotational Disturbances (2017) menjelaskan bahwa stabilisasi kepala hewan sangat krusial untuk menjaga gambar tetap stabil di retina meskipun tubuh mereka bergerak.
Sistem vestibular yang terletak di telinga bagian dalam ayam berperan penting dalam menciptakan kestabilan tersebut. Ketika baru menetas, anak ayam belum mampu menstabilkan kepalanya. Namun, seiring waktu, kemampuan ini berkembang berkat kerjasama antara sistem vestibular dan sistem proprioseptif.
Kenna D. Peusner dalam jurnal Basic Concepts in Understanding Recovery of Function in Vestibular Reflex Networks during Vestibular Compensation (2002) menyebutkan bahwa ayam memiliki inti saraf vestibular yang terdiri dari 350 neuron dan kelas 3-neuron. Inti ini menghubungkan sistem vestibular dengan sistem proprioseptif.
J. David Dickman, seorang ahli saraf di Baylor College of Medicine, menjelaskan kepada National Audubon Society bahwa sistem proprioseptif mengirimkan sinyal dari reseptor yang ada di otot, tendon, dan sendi mengenai posisi tubuh. Sinyal-sinyal ini kemudian diterima oleh sistem vestibular, yang merespons dengan menggerakkan leher ayam agar kepala tetap terkunci pada satu posisi. Hal ini membantu ayam memfokuskan penglihatan dan mencegah rasa pusing.