KBEonline.id – Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta bermula dari sebuah titik tunggal yang sangat padat dan panas, sebuah kondisi yang luar biasa ekstrem sehingga sering disebut sebagai ledakan besar. Menurut penjelasan dalam buku Geografi karya Hartono, jagat raya ini berasal dari sebuah massa yang sangat besar dengan kepadatan tinggi yang kemudian meledak hebat akibat reaksi di inti massa tersebut.
Ide ini pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Belgia, Abbe Georges Lemaitre, pada tahun 1920. Ia mengemukakan bahwa alam semesta berasal dari kondisi yang sangat padat dan mulai mengembang. Pada tahun 1927, Lemaitre mengaitkan teori ekspansi alam semesta dengan pengamatan resesi nebula oleh Friedmann serta teori relativitas Einstein. Kemudian, pada 1931, ia menambahkan bahwa jika waktu diputar mundur, alam semesta akan mengerut hingga akhirnya kembali ke satu titik asal, tempat ruang dan waktu bermula.
Teori Big Bang menyatakan bahwa sekitar 13,7 miliar tahun lalu, alam semesta terbentuk dari kondisi yang sangat panas dan padat, lalu mulai mengembang. Inti dari teori ini adalah penggabungan antara relativitas umum dengan pengamatan gerak galaksi yang menunjukkan alam semesta yang terus meluas. Meskipun banyak fisikawan awalnya skeptis terhadap gagasan Lemaitre, teori ini kini menjadi penjelasan yang paling diterima tentang asal usul alam semesta.
Baca Juga:Apakah Kamu Tahu Apa Itu Mercury Retrogade? Inilah PenjelasannyaTumbuhan Bisa Saling Berkomunikasi Lewat Sinyal Kimia, Bagaimana Caranya?
Kebenaran teori ini semakin diperkuat oleh penemuan radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965. Radiasi ini merupakan sisa panas dari masa transisi alam semesta dari plasma panas ke gas yang lebih dingin, dan hingga kini menjadi bukti kuat yang mendukung teori Big Bang.
Big Bang menggambarkan bagaimana alam semesta pada awalnya terkonsentrasi dalam volume yang sangat kecil—tidak lebih besar dari buah persik—dengan suhu melebihi satu triliun derajat. Namun, teori ini tidak menjelaskan asal mula alam semesta itu sendiri, melainkan hanya apa yang terjadi setelah alam semesta mulai ada.
Ledakan besar ini melepaskan radiasi dalam jumlah besar yang kini masih terdeteksi sebagai latar belakang gelombang mikro kosmik, yang menyumbang hampir seluruh radiasi di alam semesta. Alam semesta tidak memiliki batas atau tepi karena konsepnya mencakup segala sesuatu yang ada. Big Bang bukanlah peristiwa yang terjadi di satu titik ruang tertentu, melainkan di satu titik waktu—awal dari ruang dan waktu itu sendiri.