KBEonline.id – Penelitian terbaru mengungkap bahwa lubang hitam terdekat dengan Bumi berjarak hanya triliunan kilometer, jauh lebih dekat dari perkiraan sebelumnya. Temuan ini muncul setelah para astronom meneliti sejarah kosmik dari gugus bintang Hyades, kelompok bintang terdekat yang terdiri dari ratusan bintang dengan usia, komposisi kimia, dan pola pergerakan yang serupa.
Menggunakan data dari satelit Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA), tim peneliti melakukan simulasi evolusi gugus Hyades selama 650 juta tahun terakhir. Mereka menemukan bahwa pola distribusi bintang dalam gugus tersebut hanya bisa dijelaskan jika ada dua hingga tiga lubang hitam kecil yang tersembunyi di pusat gugus, yang memengaruhi pergerakan bintang-bintang di sekitarnya melalui gaya gravitasi yang kuat.
Jika hasil simulasi ini akurat, lubang hitam tersebut akan menjadi lubang hitam terdekat yang pernah ditemukan, berjarak sekitar 150 tahun cahaya atau sekitar 900 triliun mil dari Bumi. Jarak ini sepuluh kali lebih dekat dibandingkan kandidat lubang hitam terdekat lainnya, seperti Gaia BH1 yang berjarak sekitar 1.500 tahun cahaya. Lubang hitam di gugus Hyades ini memiliki massa sekitar lima hingga sepuluh kali massa Matahari, namun karena tidak aktif menghisap materi di sekitarnya, mereka hampir tidak terlihat secara langsung.
Baca Juga:Apakah Kamu Tahu Apa Itu Mercury Retrogade? Inilah PenjelasannyaTumbuhan Bisa Saling Berkomunikasi Lewat Sinyal Kimia, Bagaimana Caranya?
Untuk mendeteksi keberadaan lubang hitam tersebut, para ilmuwan mengamati pengaruh gravitasinya terhadap pergerakan bintang di sekitarnya. Dalam studi ini, mereka mensimulasikan evolusi 724 bintang anggota gugus Hyades dan membandingkan hasilnya dengan data posisi dan kecepatan bintang dari Gaia. Hasilnya menunjukkan bahwa bintang-bintang tersebut hampir pasti berada di bawah pengaruh gravitasi setidaknya dua lubang hitam bermassa bintang yang jaraknya relatif dekat dengan Bumi.
Karena lubang hitam ini berukuran kecil dan tidak aktif, membuktikan keberadaannya menjadi tantangan tersendiri. Namun, penggunaan model distribusi bintang seperti dalam penelitian ini menjadi metode paling efektif saat ini untuk mengidentifikasi lubang hitam tersembunyi. Pendekatan serupa juga dapat diterapkan untuk mencari lubang hitam di gugus bintang lain yang dekat dengan Bumi.
Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society dan membuka wawasan baru tentang lingkungan kosmik di sekitar kita, sekaligus memperluas pemahaman tentang lubang hitam yang selama ini tersembunyi di balik gemerlap bintang.