– Multiple Sclerosis: Gejalanya meliputi mati rasa di bagian tubuh tertentu, gangguan penglihatan, otot kaku dan lemas, koordinasi tubuh yang menurun, serta kelelahan.
– Myositis: Ditandai dengan nyeri dan kelemahan otot di seluruh tubuh, kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti bangun dari duduk atau tidur, bahkan menelan makanan. Salah satu jenisnya, dermatomiositis, juga menyebabkan ruam merah, sisik, dan benjolan pada kulit.
Gejala penyakit autoimun bisa mengalami flare, yaitu kondisi di mana gejala muncul secara tiba-tiba dan dengan intensitas yang lebih parah. Flare ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti paparan sinar matahari berlebihan atau stres berat.
Baca Juga:Pipik Taufik Ismail: Kita Harus Lebih Banyak Mencetak Wirausahawan MudaLebih Berbahaya Mana Untuk Tubuh, Gula Atau Rokok?
Jika kamu mulai merasakan gejala-gejala awal tersebut, apalagi jika kamu memiliki faktor risiko, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Jangan tunda jika gejala semakin parah atau muncul gejala spesifik yang mengganggu.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan wawancara mendalam mengenai gejala yang kamu rasakan, riwayat kesehatan pribadi, serta riwayat penyakit dalam keluarga. Pemeriksaan fisik menyeluruh juga dilakukan untuk mendapatkan gambaran lengkap.
Mendiagnosis penyakit autoimun bukan perkara mudah karena gejalanya sering tumpang tindih antar jenis penyakit. Namun, dengan pemeriksaan yang tepat, dokter dapat menentukan langkah pengobatan yang sesuai untuk membantu mengendalikan kondisi ini.
Dengan pemahaman yang tepat, kamu bisa lebih waspada dan mengambil langkah cepat jika mengalami tanda-tanda penyakit autoimun. Jangan ragu untuk selalu menjaga kesehatan dan rutin melakukan pemeriksaan!
(Vionisya Citra)