KBEonline.id – Disfagia adalah kondisi medis yang membuat penderitanya kesulitan menelan, bahkan terkadang menimbulkan rasa sakit yang hebat hingga tidak mampu menelan sama sekali.
Proses makan pun menjadi lebih lambat dan membutuhkan usaha ekstra, sehingga sering kali membuat penderitanya kehilangan selera makan dan akhirnya kekurangan nutrisi. Jangan anggap remeh, karena jika dibiarkan, disfagia bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang memerlukan penanganan khusus.
Siapa Saja yang Rentan Mengalami Disfagia?
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami disfagia antara lain:
1. Usia lanjut, terutama jika memiliki riwayat stroke atau penyakit Parkinson.
Baca Juga:Update Skill Bermotor Anda, Ikuti Kompetisi Regional Safety Riding Kategori Advisor Community 2025Intrusive Thought: Ketika Pikiran Mengganggu Datang Tiba-Tiba, Apa yang Harus Dilakukan?
2. Gangguan pada sistem saraf, seperti post-polio syndrome, multiple sclerosis, atau muscular dystrophy.
3. Cedera pada otak atau saraf tulang belakang.
4. Penyakit autoimun, seperti dermatomyositis yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan.
5. Gangguan sistem imun lainnya.
Disfagia paling sering ditemukan pada lansia, bayi, atau individu dengan gangguan otak dan saraf. Umumnya, penyebab utamanya adalah kelainan otot atau saraf di tenggorokan, atau adanya benda asing yang menyumbat kerongkongan.
Selain faktor risiko di atas, disfagia juga bisa disebabkan oleh:
1. Kejang atau kontraksi tiba-tiba pada otot kerongkongan.
2. Luka atau penyempitan akibat asam lambung.
3. Peradangan pada kerongkongan (esofagitis) karena infeksi atau iritasi asam lambung.
4. Scleroderma, yaitu pengerasan jaringan di kerongkongan.
5. Divertikula, yaitu kantung kecil di dinding kerongkongan.
6. Tumor, baik yang jinak maupun ganas.
Jenis Disfagia pun dibagi menjadi dua, yaitu:
– Disfagia Esofagus
Ditandai dengan sensasi makanan tersangkut di tenggorokan atau dada setelah menelan. Penyebabnya meliputi akalasia, spasme difus, striktur esofagus, tumor, benda asing, penyempitan kerongkongan, GERD, esofagitis eosinofilik, skleroderma, dan efek terapi radiasi.
– Disfagia Orofaringeal
Terjadi karena otot tenggorokan melemah, sehingga makanan sulit berpindah dari mulut ke kerongkongan. Gejalanya sering berupa tersedak, batuk, atau muntah saat makan. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan pneumonia. Penyebabnya antara lain kelainan saraf, divertikulum faringoesofagus, dan kanker.
Gejala Disfagia yang Perlu Diwaspadai:
1. Sulit atau nyeri saat menelan makanan dan minuman.
2. Sensasi makanan tersangkut di tenggorokan atau dada.