“Sebagian besar nelayan di wilayah ini masih bergantung pada alat tangkap tradisional dan kapal berukuran kecil. Perubahan cuaca akibat dampak iklim juga mengganggu musim penangkapan ikan, yang berimbas pada fluktuasi hasil tangkap yang diterima oleh nelayan,” terangnya.
Selain itu, Pemkab Karawang juga sedang mengembangkan pusat pengolahan ikan terpadu yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil laut. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat daya saing produk perikanan Karawang di pasar baik nasional.
“Dengan adanya pengolahan ikan terpadu ini, diharapkan sistem pengolahan ikan bisa lebih baik, sehingga dapat memberikan nilai jual yang lebih tinggi bagi hasil laut Karawang,” bebernya.
Baca Juga:Pak Dedi…! Bantaran Kali Ini Masih Jadi Sarang Permukiman LiarPerda Limbah Dinilai Hambat PAD, DPRD Inisiasi BUMD Pengelolaan Limbah?
Di sisi lain, Pemkab Karawang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Pusat untuk memperkuat kapasitas nelayan. Salah satu program yang digulirkan adalah sertifikasi kecakapan nelayan (SKN) dan pelatihan Basic Safety Training (BST).
“Program ini sesuai dengan Permen KP Nomor 33 Tahun 2021, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan nelayan dalam hal kecakapan nelayan, keselamatan kerja, pencegahan kebakaran, serta pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan di laut,” katanya.
Mahmud berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kesiapan nelayan dalam menghadapi risiko di laut. Program ini juga sejalan dengan upaya untuk mewujudkan perikanan yang berkelanjutan, di mana teknik perikanan berkelanjutan menjadi salah satu fokus dalam pelatihan yang diberikan kepada nelayan.
“Dengan adanya pelatihan ini, nelayan diharapkan dapat lebih siap dan lebih aman saat melaut, serta keluarga mereka tidak perlu cemas. Kami ingin memastikan bahwa sumber daya laut yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, tanpa mengabaikan kelestariannya, agar bisa memberikan manfaat bagi generasi yang akan datang,” tandasnya. (Siska)