KBEonline.id – Baru aja kita bisa lepas masker, eh muncul JN.1 varian baru dari COVID-19. Yuk, cari tahu soal JN.1 apa itu dan gimana cara kita tetap aman?
COVID-19 belum sepenuhnya pergi, dan sekarang, dunia kedatangan tamu tak diundang varian JN.1.
Apa Itu Varian JN.1?
Varian JN.1 adalah versi terbaru dari mutasi virus SARS-CoV-2, bagian dari keluarga Omicron, lebih spesifik turunan dari BA.2.86.
Baca Juga:Sederet Kebijakan Pertanian Bupati Karawang: PBB Gratis, Asuransi Pertanian, Serapan & Harga Jual DiperhatikanRamai Grup Fantasi Sedarah, Bahaya Dunia Digital Menyimpang, Masyarakat Diimbau Waspada
Yang bikin varian ini jadi sorotan adalah penyebarannya yang cepat dan kemampuannya menghindari kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.
Tapi jangan langsung panik. Menurut data Kementerian Kesehatan dan WHO, sebagian besar kasus JN.1 bergejala ringan, seperti:
– Batuk
– Pilek
– Demam ringan
– Sakit tenggorokan
– Kelelahan
– Sakit kepala ringan
Kalau gejalanya ringan, kenapa harus peduli? Karena penyebaran yang tinggi bisa tetap membahayakan kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid.
Penyebaran di Asia: Bukan Cuma Indonesia
Varian JN.1 telah menyebar di banyak negara Asia sejak akhir 2023. Ini beberapa update terkininya:
– Indonesia: Kasus terdeteksi di Jakarta, Batam, dan Bandung. Meski ada lonjakan kasus mingguan, angka kematian tetap nol.
– Singapura: Kasus COVID-19 meningkat dua kali lipat dalam sepekan. Mayoritas infeksi berasal dari subvarian JN.1 dan turunannya.
– Hong Kong & 🇮🇳 India: Muncul subvarian LF.7 dan NB.1.8—masih satu keluarga dengan JN.1—dengan gejala serupa Omicron.
Baca Juga:QRIS, Inovasi Lokal yang Bikin Visa & Mastercard Deg-deganDian Fahrud Jaman Apresiasi Program 100 Hari Kerja Bupati Aep dan Wakil Bupati Maslani
– Jepang: Varian KP.3, turunan JN.1, dominan di Okinawa. Banyak kasus, tapi tingkat keparahannya tetap rendah.
Bisa jadi kita aman sekarang, tapi kalau lengah, varian ini bisa cepat nyebar luas.
Respon Pemerintah Indonesia: Siaga Tapi Nggak Panik
Pemerintah Indonesia bergerak cepat tapi tetap tenang.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan hingga minggu ke-19 tahun 2025 kondisi penyebaran virus masih dalam batas aman.
“Di tengah dinamika global, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi di Indonesia tetap aman. Surveilans penyakit menular, termasuk COVID-19, terus kami perkuat, baik melalui sistem sentinel maupun pemantauan di pintu masuk negara,” ujar Aji, mengutip dari laman resmi kemenkes, (21/05/2025).