KBEonline.id – Gangguan Disosiatif adalah kondisi kejiwaan yang ditandai oleh perubahan signifikan pada identitas, ingatan, dan kesadaran seseorang. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah gangguan kepribadian ganda, di mana individu mengalami kesulitan mengingat peristiwa penting, melupakan identitas asli, bahkan membentuk identitas baru sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap trauma berat dalam hidupnya.
Gangguan disosiatif terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu gangguan identitas disosiatif, amnesia disosiatif, dan gangguan depersonalisasi.
1. Gangguan Identitas Disosiatif
Sering disebut sebagai gangguan kepribadian terpecah, di mana seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda dalam satu tubuh. Setiap kepribadian memiliki karakteristik unik dan bisa saja sadar atau tidak sadar akan keberadaan kepribadian lainnya.
2. Gangguan Amnesia Disosiatif
Baca Juga:Mengenal Sindrom Tourette: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengenali TicsCara Ampuh Meningkatkan Nafsu Makan: Tips Jitu Mengatasi Hilang Selera Makan
Jenis yang paling umum dari gangguan disosiatif ini membuat penderitanya tidak mampu mengingat informasi pribadi penting, yang jauh berbeda dari lupa biasa.
3. Gangguan Depersonalisasi
Orang dengan gangguan ini merasa terpisah dari diri sendiri dan lingkungan sekitar, seolah-olah hidup dalam mimpi atau berperilaku seperti robot. Mereka sering merasa ada “orang lain” dalam pikirannya yang bukan dirinya sendiri.
Gejala Gangguan Disosiatif
– Distorsi Waktu
Penderita sering merasa kehilangan waktu dan menemukan diri mereka di tempat yang tidak dikenali tanpa ingatan bagaimana sampai di sana.
– Perbedaan Kemampuan Diri
Setiap kepribadian dapat memiliki kemampuan yang berbeda, misalnya satu kepribadian bisa bermain musik, sedangkan yang lain tidak.
– Gangguan Memori
Penderita mengalami kesulitan mengingat kejadian tertentu, terutama saat kepribadian lain mengambil alih, sehingga merasa kehilangan sebagian ingatan.
– Lemahnya Kontrol Gerakan Tubuh
Saat berganti kepribadian, penderita mungkin kehilangan kontrol atas gerakan tubuhnya, seolah-olah dikendalikan oleh sosok lain dalam dirinya.
Penyebab utama gangguan ini biasanya terkait dengan trauma masa lalu, terutama saat masa kanak-kanak. Trauma seperti penyiksaan fisik, pelecehan seksual, atau kecemasan berat akibat ingatan menyakitkan dapat memicu terbentuknya kepribadian lain sebagai cara melindungi diri.
Baca Juga:Cara Efektif Membantu Pemulihan Skizofrenia: Tips Hidup Lebih Baik untuk Pengidap dan KeluargaMengenal Gejala dan Penyebab Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai
Setiap pengalaman traumatis berbeda bisa menghasilkan kepribadian yang berbeda pula, misalnya trauma dari ayahnya membentuk satu kepribadian, sementara pelecehan seksual membentuk kepribadian lain.