Berkah Idul Adha, Ada Rezeki Musiman di Cikarang, Kulit Domba Kurban Laku sampai Rp 30 Ribu

Kulit domba
Kulit domba kurban bisa laku puluhan ribu rupiah.
0 Komentar

KBEonline.id- Bau khas kulit mentah dan taburan garam menyambut siapa pun yang melintasi Jalan KH Fudholi, Desa Karangasih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Di bawah terik matahari, lembaran kulit kambing dan sapi bertumpuk di halaman terbuka, sebagian sudah dibentangkan untuk dijemur, sebagian lain masih tersimpan dalam karung plastik besar.

Hari itu, Sabtu (7/6), lapak pengepul kulit hewan kurban milik Yogi Febriansah tampak lebih sibuk dari biasanya.

Baca Juga:Serunya Belanja di Miniso Karawang Central Plaza, Ternyata Ada Perbedaan dengan Cabang Lain!Toko Surprise di KCP, Tempat Belanja Aksesoris Seru dengan Banyak Kejutan!

Sejak pagi, warga datang silih berganti, membawa kulit-kulit sisa penyembelihan dari masjid dan musala sekitar. Ada yang menggunakan sepeda motor, ada pula yang datang dengan gerobak.

“Kemarin kita mendapatkan 5 ton kulit sapi dan 1.000 lembar kulit kambing,” kata Sang Pengepul Kulit, Yogi Febriansyah (40) ketika diwawancarai kbeonline.id.

Dilokasi, Yogi nampak sibuk, ia tak berhenti mencatat, menimbang, dan menghitung. Tahun ini, katanya, adalah tahun yang cukup baik.

Harga kulit kambing dan domba ia beli Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per lembar, sementara kulit sapi dihargai Rp 4.000 hingga Rp5.000 per kilogram.

“Hari ini kemungkinan bertambah karena masih banyak warga yang melaksanakan penyembelihan hewan kurban sampai besok,” ucapnya.

Yogi bukan pemain baru di usaha musiman ini. Sejak lima tahun terakhir, tiap Idul Adha, ia menyulap halaman rumahnya menjadi tempat pengepulan kulit.

Meski hanya berlangsung dua sampai tiga hari, keuntungan yang didapat bisa menyamai sebulan penghasilan pekerja pabrik.

Baca Juga:Kenapa Harga Kelapa Jadi Melambung? Ini Penyebabnya yang Bikin Kamu Penasaran!Mumpung Masih Libur, Kamu Mau Foto Estetik Sambil Nongkrong Santai? Selfie Time di KCP Adalah Pilihannya

“Tiap tahun saya siapkan garam banyak buat awet kulit. Kalau nggak langsung ditangani, cepat busuk. Nanti kulit-kulit ini saya jual ke pabrik, mereka yang olah jadi jaket, sabuk, sarung tangan,” jelasnya.

Ade (41), pengepul lain di Jalan Yos Sudarso, juga mengalami lonjakan pasokan. Bahkan beberapa pasokan datang dari luar Kabupaten Bekasi.

“Tadi ada yang dari Lemahabang, dari Kebon Jeruk juga ada. Saya kerja sama juga sama beberapa panitia masjid besar,” ujarnya.

Bagi sebagian orang, kulit kurban mungkin hanya sisa yang tak terlalu penting. Tapi di tangan pengepul seperti Yogi dan Ade, sisa itu berubah menjadi sumber penghidupan bukan hanya bagi mereka, tetapi juga bagi banyak keluarga yang mengandalkan industri pengolahan kulit.

0 Komentar