KBEonline.id – Tahun ini, para calon siswa SMA di Jawa Barat yang mendaftar melalui jalur prestasi akan menghadapi sistem seleksi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk pertama kalinya, SPMB Jabar 2025 menyelenggarakan Tes Terstandar berbasis komputer, yang bertujuan menilai kemampuan akademik siswa secara lebih objektif, adil, dan modern.
Tapi di balik kata “terstandar” itu, ada dua komponen penting yang wajib dipahami yakni soal literasi dan soal numerasi.
Tes ini akan berlangsung pada 3–4 Juli 2025, dan bagi yang berhalangan hadir, ada jadwal tes susulan pada 7 Juli 2025. Lokasi tes akan berada di sekolah pilihan pertama masing-masing siswa, dan peserta diminta membawa perangkat mereka sendiri baik itu laptop maupun HP.
Baca Juga:Siap SPMB Jabar 2025? Ini Tips Mengerjakan Tes Terstandar Biar Nggak Keteteran!Bongkar 50 Latihan Soal Literasi Tes Terstandar SPMB Jabar 2025, Siapkah Kamu Hadapi Ujiannya?
Tes ini berlangsung selama 90 menit, terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang dibagi rata 15 soal literasi dan 15 soal numerasi. Sistemnya dilakukan online melalui web, dan akan diawasi oleh proktor dan pengawas di lokasi.
Lalu, sebenarnya apa sih bedanya soal literasi dan numerasi?
Mengapa dua jenis soal ini menjadi komponen utama dalam tes seleksi masuk SMA jalur prestasi?
Kita mulai dari soal literasi dulu. Jenis soal ini dirancang untuk mengukur sejauh mana calon siswa mampu memahami teks bacaan, menangkap pesan-pesan penting, serta menganalisis informasi dari berbagai jenis teks. Teks yang digunakan bisa sangat beragam mulai dari artikel berita, cerita pendek, esai singkat, hingga grafik disisipkan dalam paragraf bacaan.
Tujuannya bukan hanya untuk mengetahui apakah siswa bisa “membaca”, tapi lebih jauh lagi, bisa atau tidak mereka menggunakan informasi dari teks untuk berpikir kritis dan mengambil keputusan.
Misalnya, siswa akan diminta menyimpulkan isi bacaan, mencari ide pokok, memahami hubungan antar gagasan, bahkan menilai argumen yang disampaikan penulis.
Soal literasi bukan tentang hafalan. Ini bukan jenis soal yang menanyakan definisi atau kapan sesuatu terjadi. Ini adalah soal yang menguji cara berpikir dan mencerna informasi dalam konteks nyata. Bisa dibilang, tes ini jadi cerminan dari bagaimana seseorang berpikir secara logis dalam memahami dunia lewat bahasa.