Apa Saja Penyebab Anabul Suka Marah dan Bagaimana Cara Mengenali Serta Menghadapinya?

Ilustrasi Kucing digendong
Ilustrasi Kucing digendong sambil menyusui. (tangkapan layar/google)
0 Komentar

KBEonline.id – Sebenarnya ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab, baik dari aspek lingkungan, kondisi kesehatan, hingga trauma psikologis.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara mendalam apa saja penyebab kucing suka marah dan bagaimana cara mengenali serta menghadapinya.

1. Ketakutan atau Kecemasan

Salah satu alasan utama kucing menunjukkan perilaku agresif adalah karena rasa takut atau cemas. Kucing adalah makhluk teritorial dan sangat peka terhadap perubahan di sekitarnya.

Baca Juga:9 Tempat Wisata Religi di Jawa Barat yang Wajib Dikunjungi Peziarah, Menyegarkan Jiwa dan Memperdalam KeimananDPRD Bekasi Godok Perda Data Desa Presisi, Target Rampung Satu Bulan

Kehadiran orang asing, suara keras seperti petir atau mesin, bahkan penempatan furnitur yang berbeda bisa membuat mereka merasa terancam.

Dalam kondisi seperti ini, kucing akan merespons dengan sikap defensif, yaitu menunjukannya melalui desisan, cakaran, atau bahkan gigitan. Kemarahan mereka adalah bentuk perlindungan diri terhadap ancaman yang mereka persepsikan.

2. Stres Lingkungan

Stres juga bisa membuat kucing menjadi marah. Lingkungan yang tidak stabil, misalnya rumah yang sering ramai, kebisingan berlebih, pindah tempat tinggal, atau perubahan rutinitas harian bisa membuat kucing merasa gelisah.

Kurangnya stimulasi mental dan fisik juga bisa menyebabkan kebosanan, yang pada akhirnya berkembang menjadi stres dan memicu reaksi agresif.

3. Overstimulasi saat Interaksi

Interaksi manusia dengan kucing yang terlalu intens, seperti membelai secara terus-menerus di area yang sensitif (perut atau pangkal ekor), bisa menyebabkan overstimulasi.

Meskipun kucing tampak menikmatinya pada awalnya, ada titik di mana mereka merasa tidak nyaman. Jika sinyal peringatan ini tidak dipahami pemilik, kucing bisa tiba-tiba marah, menggigit atau mencakar sebagai bentuk reaksi.

4. Masalah Kesehatan atau Cedera

Kucing yang sedang sakit atau mengalami cedera cenderung lebih mudah marah. Rasa sakit atau tidak nyaman membuat mereka menjadi sensitif terhadap sentuhan dan lebih waspada terhadap lingkungan.

Baca Juga:DLH Dinilai Mandul, DPRD Kabupaten Bekasi: Pencemaran Itu Kejahatan, Bukan Sekadar Laporan!Mengusung Slogan Layanan PRIMA, Klinik Utama Westerindo Hadir di Summarecon Bekasi

Jika kucing yang biasanya ramah tiba-tiba menjadi agresif, bisa jadi ada masalah kesehatan tersembunyi, seperti infeksi, arthritis, atau luka dalam. Disarankan untuk membawa kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

5. Pengaruh Hormon

Kucing yang belum disterilkan atau dikebiri sering kali menunjukkan perilaku agresif, terutama selama musim kawin. Perubahan hormonal yang terjadi pada masa ini membuat mereka lebih dominan, teritorial, dan sensitif terhadap rangsangan. Selain itu, gangguan hormon seperti hipertiroidisme juga bisa memengaruhi suasana hati kucing, menyebabkan ledakan emosi yang tak terduga.

0 Komentar