KBEonline.id- Dilihat dari udara begini penampakan banjir di dua desa di Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi.
Banjir besar di kawasan ini terjadi setelah hujan deras mengguyur Kabupaten Bekasi sejak Senin (07/7) sore
Datangnya banjir ini seolah kembali menguak persoalan klasik yang belum kunjung tuntas dari waktu ke waktu.
Baca Juga:Apa Itu Perda Ketahanan Keluarga? Simak Penjelasan Ketua Komisi 1 DPRD JabarRahmat Hidayat Djati Berikan Pencerahan pada Para Kader PKB Karawang Soal Perda Ketertiban Umum
Sebelum banjir hari ini acapkali, banjir melanda dua desa sekaligus di Kecamatan Cikarang Utara yakni Tanjungsari dan Karangraharja.
Saat ini air mulai naik sekitar pukul 23:00 WIB. Tanpa aba-aba, permukiman warga di Kampung Kaliulu, yang dialiri Sungai Kaliulu, langsung dikepung air setinggi hingga 150 sentimeter.
Sejak malam itu, lebih dari ratusan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal mereka setidaknya untuk sementara waktu.
“Dari jam 11 malam sampai sekarang, tingginya sudah sepaha orang dewasa,” kata Mulyana (36), warga setempat yang rumahnya ikut terendam ketika diwawancarai kbeonline.id.
Mulyana bersama keluarganya kini bertahan di depan rumah, berharap air segera surut.
Ia mengaku belum bisa mengungsi karena tidak ada tempat yang cukup aman dan nyaman, terutama untuk anak-anak dan orang tua.
Lain Mulyana, lain pula kisah Rohimah (66). Lansia ini harus meninggalkan rumahnya yang sudah tidak layak huni akibat terendam banjir.
Baca Juga:Makan Steak Gak Biasa? Cobain Steak 21 dengan Konsep Pesawat di Karawang!Saat Sungai Cilemahabang Meluap, Banjir Jababeka Parah Banget
Ia menumpang mengungsi di sebuah warung milik warga yang terletak di pinggir Jalan Urip Sumoharjo.
“Rumah gak bisa ditempati, semua air. Saya ngungsi di sini aja, di warung. Gak ada pilihan lain,” tuturnya
Rohimah menambahkan, sejauh ini bantuan dari pemerintah belum datang sepenuhnya. Warga baru menerima karpet dan selimut. Namun, untuk makanan siap saji dan obat-obatan, belum ada sama sekali.
“Tadi malam tidur gak pakai karpet. Bantuan baru karpet sama selimut doang. Belum ada nasi, belum ada obat,” ucapnya.
Desa Karangraharja dan Tanjungsari memang dikenal rawan banjir. Letaknya yang berada di dataran rendah dengan sistem drainase yang buruk membuatnya cepat terendam ketika hujan turun dengan intensitas tinggi.
Hingga pagi hari setelah kejadian, belum terlihat keberadaan tenda pengungsian dari pemerintah daerah.