BEKASI, KBEonline.id – Komplotan pencuri kembali beraksi di wilayah Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Toko Bangunan Ceria Bangunan yang terletak di Jalan Raya Rawa Kalong, Desa Karangsatria, disatroni kawanan maling pada Senin (14/7) dini hari sekitar pukul 04.29 WIB. Para pelaku berhasil membawa kabur satu brankas, giro, dan dokumen penting lainnya. Total kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp1,5 miliar.
Dalam rekaman kamera pengawas, pelaku berjumlah tiga orang. Dua orang masuk ke dalam toko dan satu orang lainnya menunggu di luar menggunakan mobil Kijang Innova lama, yang digunakan untuk mengangkut hasil curian.
Pemilik toko, Antoni Suteja (49), mengaku baru mengetahui kejadian tersebut saat hendak membuka toko pada pukul 09.00 WIB. Saat itu, ia mendapati pintu gerbang sudah dalam kondisi rusak dan para pekerja sudah menunggu di luar.
Baca Juga:Tawuran Remaja di Bekasi Jadi Ajang Cari Popularitas di Media Sosial‎Membanggakan, Atlet AKTI Kabupaten Karawang Wakili Jawa Barat di Fornas VIII NTB 2025
“Saya kaget saat buka pintu, ternyata sudah dijebol. Ruang kerja saya berantakan, dua brankas lenyap, dan DVR CCTV juga dibawa kabur,” ujar Antoni kepada Cikarang Ekspres, Rabu (16/7).
Dari pengecekan lebih lanjut, satu brankas besar di ruang kasir masih tersisa, namun brankas berukuran sekitar 60 inci dengan berat lebih dari 100 kilogram raib dibawa pelaku. Pintu toko yang menghadap ke jalan raya juga diketahui telah digunting gemboknya.
“Mereka sepertinya sudah paham situasi. Untung satu brankas belum sempat diangkut, mungkin karena hari sudah mulai ramai sekitar pukul 04.30,” jelasnya.
Antoni menduga komplotan ini merupakan pelaku yang sama dalam kejadian sebelumnya yang menimpa tokonya pada 30 November 2024. Saat itu, tokonya juga dibobol, namun ia tidak membuat laporan karena kerugian dianggap masih kecil.
“Kali ini banyak dokumen penting ikut hilang. Termasuk bon-bon tagihan ke toko-toko langganan yang nilainya mencapai lebih dari Rp1 miliar,” tuturnya.
Kerugian yang dialami Antoni meliputi uang tunai puluhan juta rupiah, sejumlah giro (yang sebagian besar sudah diblokir), serta faktur tagihan dan dokumen piutang yang harus ia urus ulang ke toko-toko langganan.
“Saya harus datangin satu per satu toko minta cetak ulang faktur. Syukur-syukur mereka paham, saya sedang kena musibah,” tambahnya.