kbeonline.id – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, angkat bicara terkait keputusan sejumlah pemain keturunan Indonesia memilih bermain di klub-klub Super League, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air.
Erick menegaskan bahwa keputusan tersebut bukan sebuah kemunduran, melainkan pilihan profesional yang sah dan realistis dalam karier seorang pesepak bola.
“Pemain itu tentu tidak hanya ingin bermain di Timnas, tapi juga ingin tampil di klub yang memberi mereka menit bermain dan peran penting. Di mana pun itu, selama klub memberikan kesempatan, itu adalah hak mereka,” ujar Erick Thohir.
Baca Juga:RESMI: Malut United Umumkan 35 Pemain untuk League 2025-2026, David da Silva hingga Ciro Alves Siap GeberBatal Lawan Klub Malaysia, Persijap Jepara Uji Coba Lawan Persipura Sekaligus Launching Tim dan Jersey Baru
Menurut Erick, banyak pemain diaspora atau naturalisasi yang memilih Super League karena mereka melihat peluang untuk bermain secara reguler. Ia mengingatkan bahwa tidak semua pemain diaspora bisa mendapatkan tempat utama di liga luar negeri, sehingga kembali ke Indonesia bisa menjadi pilihan logis demi menjaga performa.
“Mereka punya pertimbangan masing-masing. Tidak bisa serta-merta dianggap negatif hanya karena kembali ke liga lokal,” tambahnya.
Untuk memperkuat argumennya, Erick mencontohkan Jepang, yang kini berada di peringkat ke-17 FIFA. Menurutnya, pemain Jepang tersebar di berbagai level kompetisi dunia, dari Premier League, Serie A, hingga liga-liga kecil di Asia dan Eropa Timur.
“Pemain Jepang ada di Inggris, Jerman, Italia, bahkan di liga-liga kecil pun tetap ada. Dan itu tidak membuat Jepang mundur, justru mereka semakin kuat secara kolektif,” jelas Erick.
Ia menegaskan, yang terpenting adalah keaktifan dan konsistensi pemain dalam bertanding, bukan hanya soal tempat bermainnya.
Pernyataan Erick Thohir ini sekaligus menjadi jawaban atas kritik terhadap beberapa pemain diaspora seperti Rafael Struick dan Jens Raven, yang memilih bergabung dengan klub Super League. Banyak pihak menilai langkah itu sebagai penurunan karier, namun Erick membantah anggapan tersebut.
“Kita harus melihat ini dari sudut pandang yang lebih luas. Selama mereka berkembang, aktif bermain, dan siap membela Timnas, keberadaan mereka di liga domestik justru meningkatkan kualitas kompetisi nasional,” tegas Erick.