KBEonline.id – Rumah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Surya Utama alias Uya Kuya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi sasaran penjarahan massa pada Sabtu (30/8/2025) malam.
Meski sudah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, rumah Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, tetap menjadi sasaran amuk massa.
Tanpa penjagaan aparat yang memadai, kerumunan masuk dengan leluasa dan mengacak-acak isi rumah.
Baca Juga:HORE!! Kamu Dapat Saldo DANA Gratis hingga Rp392.000 dari DANA Kaget Pagi Ini, Cek Syarat KlaimnyaPasca Demo yang Mencekam, Bupati Bekasi Ajak Warga Tetap Kondusif
Sejumlah barang berharga hingga kucing-kucing kesayangan milik Astrid, istri Uya, yang ditaksir bernilai puluhan juta rupiah, turut digondol.
Sebelumnya, Uya Kuya mengunggah video klarifikasi melalui akun Instagram pribadinya pada Sabtu 30 Agustus malam.
Dalam video tersebut, ia menyampaikan permintaan maaf mendalam kepada seluruh masyarakat Indonesia atas peristiwa yang belakangan menimbulkan kegaduhan.
“Saya Uya Kuya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya, tulus dari hati saya paling dalam, kepada seluruh rakyat Indonesia atas apa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujarnya.
Uya mengakui kesalahannya, baik yang disengaja maupun tidak, serta menyesalkan terjadinya kericuhan yang mengakibatkan korban luka hingga meninggal dunia.
Ia menegaskan tidak pernah berniat memicu kegaduhan.
“Saya berjanji akan lebih berhati-hati dalam bersikap, bertindak, dan bersungguh-sungguh mewakili rakyat Indonesia sebagai anggota DPR RI. Beri saya kesempatan sekali lagi untuk berbuat lebih baik,” tuturnya.
Namun, permintaan maaf tersebut tidak mampu meredam amarah massa.
Rumahnya tetap dijarah, meninggalkan kerugian besar sekaligus membuat Astrid kehilangan kucing-kucing kesayangannya.
Baca Juga:10 Rekomendasi Kuliner Khas Bandung yang Wajib Kamu Coba, No 10 Cocok Banget untuk Cuaca Dingin, Bikin Hangat!Pengen Minum yang Seger-seger? Coba Minuman Enak di Purwakarta Ini, Cocok Diminum saat Cuaca Panas!
Selain rumah Uya Kuya, rumah Ahmad Sahroni dan juga Eko Patrio dijarah massa.
Bahkan, rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani juga dijarah massa.
Dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Jakarta, aksi demo besar-besaran telah terjadi pada 25 Agustus 2025 di Gedung sebagai bentuk protes terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR RI di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang melemah.
Peristiwa ini menjadi momentum penting dalam diskursus politik Indonesia, memperlihatkan kesenjangan antara elit politik dan realitas ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Anggota DPR yang sebelumnya mendapatkan rumah dinas sekarang tidak lagi difasilitasi itu namun diganti dengan tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan.