Harapan yang Tumbuh di Dasar Laut
Tetapi Muara Tangkolak tidak hanya berbicara tentang masa lalu. Laut ini juga menyimpan sebuah kisah tentang kebangkitan.
Ahli Terumbu Karang IPB, Wazir, mengenang momen 2019 ketika terjadi kebocoran pipa minyak. Kala itu, banyak pihak cemas akan dampaknya terhadap ekosistem. Bersama akademisi dan peniliti, mereka melakukan survei.
“Jujur saja, saya sempat berpikir disini tidak mungkin ada karang hidup. Visibilitas air saat itu hanya satu meter, keruh, sulit melihat apa pun. Tapi ternyata kami menemukan titik-titik karang. Kaget sekaligus lega,” ujar Wazir.
Baca Juga:DPMD Karawang Gelar Tahapan Pemaparan Anugerah Gapura Sri Baduga Tahun 2025Dana ZIS Baznas Karawang Tembus Rp8 Miliar, Penyaluran Capai 85 Persen
Temuan itu menjadi titik balik. Dari sanalah lahir program OTAK Jawara atau singkatan dari Orang Tua Asuh Karang, sebuah inisiatif rehabilitasi ekosistem laut berbasis transplantasi karang. PHE ONWJ tidak berjalan sendiri. Mereka menggandeng peneliti, tim ahli, kelompok nelayan, serta komunitas Masyarakat.
Salah satu kunci kesuksesan program Adalah inovasi pembuatannya Modul Paranje sebutannya yang memerlukan ketelitian, keterampilan dan kebersamaan. Menentukan ukuran dan bentuk yang harus di ukur matang-matang agar stabil di dasar laut, sekaligus memberi celah bagi ikan untuk bersembunyi.
Semua dilakukan secara gotong royong. Berat dipikul ringan di jinjing, inilah yang membuat masyarakat merasa ikut memiliki hasilnya. Bukan hanya hadiah untuk para makhluk di dasar laut saja namun ini merupakan suatu upaya untuk melindungi pantai dari abrasi juga. Semakin banyaknya karang yang hidup, laut pun seperti bernapas Kembali.
“Dulu saya ragu tempat ini bisa pulih. Sekarang saya optimis, Tangkolak akan jadi pusat wisata Bahari Karawang,” kata Wazir.
Jarak tempuh empat puluh lima menit menggunakan perahu nelayan untuk para penyelam mengantarkan Modul Paranje Karang Sendulang sebutannya untuk rumah buatan yang nanti akan dijadikan tempat bertumbuhnya terumbu karang juga ekosistem laut yang lainnya.
Amukan ombak dan angin yang terus mendorong kapal, membuat diri dirasa mabuk. Bagi para nelayan itu bukan apa-apa, hanya sebatas permainan kecil laut yang ingin mengajak bermain bersama. Modul Paranje seberat 60 – 70 kilogram tak menjadi halangan untuk para penyelam membawa mereka menuju tempat hunian baru memberikan hadiah untuk para penghuni laut.