KBEonline.id – Pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besarkan kembali melanda Kota Bekasi. Dari data terbaru mencatat sebanyak 1.004 pekerja di berbagai sektor telah terkena PHK sejak awal Januari hingga September 2025.
Angka ini sudah melampaui total PHK sepanjang tahun 2024, menandakan tren yang mengkhawatirkan bagi dunia ketenagakerjaan di wilayah tersebut.
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi menyebut, mayoritas pekerja yang terkena PHK berasal dari sektor industri manufaktur dan tekstil, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Faktor penyebab utamanya adalah efisiensi perusahaan akibat melemahnya permintaan pasar serta kenaikan biaya produksi.
Baca Juga:Klaim Hadiah Gratis dari Kode Redeem FC Mobile Terbaru, 24 September 2025Hari Tani Nasional 2025, Polres Karawang Kawal Keberangkatan Massa ke DPR RI
Kepala Disnaker Kota Bekasi, dalam keterangannya, mengatakan pihaknya tengah berkoordinasi dengan perusahaan untuk meminimalisasi dampak PHK. “Kami mendorong perusahaan agar tidak langsung melakukan PHK, tapi mempertimbangkan skema lain seperti pengurangan jam kerja atau penempatan di divisi berbeda,” ujarnya.
Pemerintah daerah juga menyiapkan beberapa langkah antisipasi, termasuk program pelatihan kerja ulang (reskilling) dan penyaluran bantuan sosial bagi pekerja terdampak. Selain itu, peluang penempatan kerja baru di sektor jasa dan teknologi sedang dijajaki untuk menyerap tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan.
Sementara itu, serikat buruh mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk turun tangan lebih serius. Mereka menilai PHK yang terus meningkat dapat memicu masalah sosial dan menurunkan daya beli masyarakat di Bekasi.
Situasi ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk mencari solusi jangka panjang, agar ekonomi daerah tetap stabil dan kesejahteraan pekerja bisa terjaga.***