Ternyata Tepuk Sakinah Berasal dari Budaya Betawi

Tepuk sakinah
Tepuk sakinah di KUA.
0 Komentar

Tepuk Sakinah bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga merupakan momen yang sarat dengan makna dan nilai-nilai kebersamaan.

Melalui tepuk ini, keluarga dan teman-teman calon pengantin dapat menunjukkan rasa cinta dan dukungan mereka, serta mendoakan agar pernikahan yang dijalani menjadi bahagia dan harmonis.

Diberlakukan Kemenag

Diketahui Kementerian Agama menghadirkan inovasi kreatif agar nilai-nilai keluarga sakinah mudah dipahami dan diingat calon pengantin (catin).

Baca Juga:Ini Dia Deretan Mobil Wulling Terbaru dengan Teknologi Paling CanggihSudah 21 Tahun Mandek, PDIP Desak Presiden Terbitkan Keppres Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial

Nah melalui program Bimbingan Perkawinan (Bimwin), Kemenag memperkenalkan yel-yel “Tepuk Sakinah” sebagai media pengingat lima pilar keluarga sakinah.

Fenomena “Tepuk Sakinah” yang kini viral di media sosial ini dinilai unik, menyenangkan, sekaligus sarat pesan moral.

Dengan Format memadukan gerakan tepuk tangan dengan syair sederhana, sehingga peserta lebih mudah menghafal inti materi Bimbingan Perkawinan.

Kepada kbeonline.id Kepala Kemenag Karawang H. Sopian MSi menjelaskan Bimbingan Perkawinan dirancang sebagai pembekalan bagi calon pengantin agar siap lahir batin membangun rumah tangga.

Dikatakan, melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup.

Dijelaskan Kepala Kemenag, lima pilar keluarga sakinah yang diajarkan meliputi: Zawaj (berpasangan), Mitsaqan Ghalizan (janji kokoh), Mu’asyarah Bil Ma’ruf (saling cinta, hormat, menjaga, dan berbuat baik), Musyawarah, serta Taradhin (saling ridha).

“Nah, Dengan format yel-yel, nilai-nilai ini diharapkan lebih mudah diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Baca Juga:Rekomendasi Tempat Kopi Ternyaman di Karawang, No 8 Wajib Anda Dikunjungi! Para Bupati Siap-siap, Menkeu Purbaya Mau Ambil Duit Pemda yang Ngendap di Bank

Dijelaskan juga, gerakan tepuk tangan dalam “Tepuk Sakinah” bukan sekadar seremonial.

Pesan yang dibangun, kata H Sopian, adalah agar pasangan mampu mencairkan suasana ketika terjadi konflik dengan kembali mengingat esensi keluarga sakinah.

“Fondasi keluarga sakinah mencakup prinsip keadilan, keseimbangan, dan kesalingan. Karakteristiknya antara lain dibangun atas perkawinan yang sah dan tercatat, dilandasi prinsip nondiskriminasi dan nonkekerasan, serta dirawat dengan kasih sayang dan moderasi beragama,” paparnya.

Diungkapkan juga, materi bimbingan perkawinan juga memberikan pembekalan yang lebih komprehensif.

“Calon pengantin dibimbing mempersiapkan keluarga sakinah secara menyeluruh, mulai dari pengelolaan psikologi dan dinamika keluarga, keuangan rumah tangga, kesehatan reproduksi, hingga persiapan membangun generasi berkualitas,” jelasnya lagi.

0 Komentar