Puluhan Pensiunan ASN Meninggal, Dana Kadedeuh Korpri Karawang Tak Kunjung Cair

Puluhan Pensiunan ASN Meninggal, Dana Kadedeuh Korpri Karawang Tak Kunjung Cair
Puluhan Pensiunan ASN Meninggal, Dana Kadedeuh Korpri Karawang Tak Kunjung Cair
0 Komentar

KARAWANG — Ketua Pejuang Dana Korpri Terpending (PDKT), Juhdiana, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Akibat ulah kepengurusan lama, sejak beberapa tahun terakhir, terungkap ribuan pensiunan ASN (Aparatur Sipil Negara) di Kabupaten Karawang terus menunggu pencairan dana Kadedeuh Korpri. Bahkan, puluhan di antara mereka telah meninggal dunia tanpa sempat menerima haknya, Jumat (10/10).

PDKT bersama Forum Purna ASN dengan kepengurusan Korpri di bawah kepemimpinan Drs. H. Asip Suhendar, M.Si. periode 2025–2030 melakukan audiensi di Galeri Pemda Karawang (eks-RDB) yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Korpri, Gery S. Samrodi, dan dihadiri sekitar 80 perwakilan purna ASN dan anggota PDKT.

Menurut Juhdiana, banyak kejanggalan yang terjadi di masa kepengurusan lama Korpri. Ia menyebut adanya pencairan tidak adil, cek kosong, hingga cek berisi, namun perlu dicairkan oleh sosok bernama Neneng, yang akhirnya tak kunjung cair. Termasuk soal kabar miring penggunaan dana korpri untuk pembelian tanah di Kecamatan Purwasari.

Baca Juga:Begini Cara Hankook Sediakan Makan Bergizi di SDN 3 Jayamukti Cikarang PusatTransportasi Paling Mudah dari Kota Bekasi ke Monas: Mulai dari KRL Commuter Line dan AKDP

“Kami hanya ingin penjelasan yang jelas dan bukti kepemilikan tanah jika memang benar dana itu digunakan untuk pembelian aset. Kami juga minta pencairan dilakukan sesuai TMT pensiun masing-masing, bukan berdasarkan kedekatan,” tegas Juhdiana.

“Ada yang sudah ditanda tangan berita acara dan cek. Tapi uangnya tidak pernah cair, malah ceknya diambil lagi oleh pengurus lama. Ada juga ratusan pensiunan dikasih cek, tapi pas dibawa ke bank ternyata kosong,” ungkapnya.

Juhdiana juga mengaku pernah menanyakan langsung kepada staf bernama Neneng di kepengurusan lama soal kabar dana Korpri yang digunakan membeli tanah, namun tidak pernah mendapat jawaban.

“Saya hanya ingin kebenaran. Kalau memang dana itu dibelikan tanah, kami minta tunjukkan sertifikatnya. Jangan diam,” katanya.

Bagi Juhdiana, persoalan ini bukan sekadar administrasi, melainkan tentang hak dan martabat para ASN yang telah mengabdi puluhan tahun.

“Kami berharap di ulang tahun Korpri nanti, hak para purna bakti bisa benar-benar dicairkan. Jangan ada lagi yang meninggal tanpa sempat menikmati hasil jerih payahnya,” tutup Juhdiana.

0 Komentar