KBEOnline.id – Selama ini, banyak orang masih menganggap main video game itu cuma buang-buang waktu atau bahkan merusak kesehatan mental. Tapi, ternyata riset terbaru justru membuktikan sebaliknya. Aktivitas ini punya sisi positif, apalagi buat menjaga otak tetap tajam seiring bertambahnya usia.
Ada satu studi menarik yang dimuat di jurnal JMIR. Mereka bilang, main video game selama 30 menit sehari bisa membantu melawan proses penuaan otak. Hasilnya lumayan bikin kaget karena efeknya sudah kelihatan hanya dalam beberapa minggu.
Peneliti melibatkan 92 orang dewasa sehat dengan rata-rata usia 72 tahun. Mereka dibagi jadi dua kelompok secara acak. Kelompok pertama main game asah otak yang memang didesain buat melatih kecepatan berpikir dan ketepatan kognitif. Kelompok kedua main game komputer kasual yang nggak butuh fokus tinggi, modelnya mirip Solitaire.
Baca Juga:Main Game Berdarah? Siap-siap Videomu Dibatasi YouTube!Aksi dan Komedi Menyatu, Kindergarten Wars Siap Hadir dalam Bentuk Anime!
Eksperimen ini berjalan 10 minggu, totalnya sekitar 35 jam bermain, jadi rata-rata setengah jam per hari. Hasilnya? Jelas banget, ada perbedaan nyata antara dua kelompok tadi.
Lewat pemindaian otak, peneliti menemukan aktivitas asetilkolin di otak kelompok yang main game asah otak naik sampai 2,3%. Asetilkolin ini penting banget, dia yang atur memori, fokus, sama kemampuan belajar.
Sekilas, kenaikan 2,3% mungkin terkesan kecil, tapi sebenarnya ini signifikan. Soalnya, biasanya asetilkolin turun sekitar 2,5% tiap 10 tahun gara-gara penuaan. Artinya, main game selama 10 minggu saja sudah cukup buat “menetralkan” efek penuaan otak selama hampir satu dekade.
Efek ini paling terasa di bagian otak yang ngurus pengambilan keputusan, perhatian, dan daya ingat jangka pendek—tiga hal yang biasanya duluan menurun saat usia bertambah.
Jadi, main game ternyata bisa jadi latihan otak yang efektif. Meski riset ini nggak membuat proses penuaan berhenti total, setidaknya terbukti otak masih bisa “dilatih” supaya tetap muda. Aktivitas kayak main game yang butuh kecepatan berpikir, koordinasi, dan keputusan cepat, jadi semacam olahraga otak yang seru dan gampang dilakukan.
Yang menarik, hasil riset ini juga membuka peluang buat terapi digital untuk lansia. Mungkin saja di masa depan, game bakal dipakai sebagai alat medis non-invasif demi menjaga kesehatan otak.